lalu membuatkan tandon yang dapat menahan atau menampung luapan air.
Upaya selanjutnya yaitu rencananya akan mengadakan pompa pompa air yang stand By di tempat yang sering terkena banjir dengan tujuan meminimalisir terjadinya banjir. Pompa ini terdiri dari beberapa jenis yaitu pompa yang bersifat permanen di tempat yang sering terkena banjir, pompa ini bekerja secara otomatis yang akan memompa jika ketinggian air berada di level waspada, lalu yang kedua pompa yang bersifat portable, lalu dalam penanggulangan banjir masyarakat juga bisa berpartisipasi dengan membuat daerah resapan air di rumah, mensosialisasikan budaya membuang sampah pada tempatnya dan sering membersihkan saluran air.
Partisipasi Masyarakat Dalam Penannggulangan Banjir.
Kesadaran masyarakat sangat penting dalam kondisi ini, apapun yang dilakukan Pemkab Tangerang dengan dana yang besar serta kemampuan SDM yang hebat dalam menanggulangi banjir tanpa kesadaran masyarakat akan terasa percuma. Maka kesadaran itulah yang harus di bangun dan membangun koordinasi di bidang-bidang yang berkaitan dengan masalah ini.
Lalu ada juga kontribusi masyarakat tentang budaya membuang sampah ke sungai, yang mana kontribusi masyarakat juga sangat berperan penting dalam permasalahan ini.
Membuat sungai dan selokan dapat bekerja sesuai dengan fungsinya menjadi salah satu upaya yang masyarakat dapat lakukan, sehingga sungai serta selokan berfungsi dengan baik sebagai tempat aliran air yang tidak tercemar dengan limbah atau menjadi tempat penampungan sampah. Selain itu, masyarakat dapat menghijaukan tanaman terutama tanaman serta pohon yang dapat menyerap air dengan mudah, menyediakan banyak lahan terbuka sebagai ruang hijau resapan air, serta menghindari penebangan pohon secara liar di hutan dan juga di tepi sungai, peran penting dimiliki oleh pohon dalam perlindungan banjir . Sebenarnya, jika kita ingin menanam kembali pohon dan menghindari kehancuran hutan, penebangan pohon tidak dilarang.
Kesimpulan
 Upaya penanggulangan Banjir di Kabupaten Tangerang dalam pelaksanaannya masih kurang maksimal dikarenakan ukuran dan tujuan kebijakan system pengendalian banjir di Kabupaten Tangerang belum terlaksana secara optimal disebabkan upaya penanggulangan banjir tersebut masih dalam tahap pengkajian dan pengembangan.
 Pengembangan sistem pengendalian banjir di kabupaten Tangerang, seperti misalnya normalisasi sungai Cidurian dan revitalisasi sungai-sungai yang ada, membutuhkan biaya yang cukup besar, sedangkan SDM dan dana yang tersedia untuk pemeliharaan infrastruktur pengendali banjir masih kurang, meskipun wilayah pemeliharaan sangat luas..
 Mengenai usulan rehabilitasi Sungai Cidurian, kewenangan dan peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang terbatas sehingga dinas Bina Marga mengalami kesulitan untuk melaksanakan penanggulangan banjir yang kewenangannya berada di Pemerintah Pusat.
 Kurangnya kesadaran masyarakat dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Tangerang dikarenakan masyarakat menganggap permasalahan banjir tersebut hanyalah tanggungjawab pemerintah setempat, yang mana masih banyak upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat itu sendiri, seperti mengoptimalkan fungsi sungai dan selokan, Penghijauan tanaman, terutama tanaman serta pohon yang dapat menyerap air dengan mudah, dengan memperluas serta menyediakan ruang terbuka berguna untuk menciptakan ruang hijau untuk resapan air dan mencegah penebangan di hutan liar dan di sepanjang tepian sungai.