Mohon tunggu...
Maulana M. Syuhada
Maulana M. Syuhada Mohon Tunggu... lainnya -

Founder Tim Muhibah Angklung https://www.angklungmuhibah.id Buku: 40 Days in Europe (2007), Maryam Menggugat (2013), The Journey (2019)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

[JTS#2] Kalau Benci Sudah Membuta: New Zealand Attack (Bagian 2)

26 Maret 2019   09:30 Diperbarui: 26 Maret 2019   18:31 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Waikato Mongrel Mob, Sonny Fatu bersama Dr. Asad Mohsen, Presiden Waikato Muslim Association. Gambar: Stuff/Waikator Times.

Perdana Menteri Jacinda Ardern kemudian memimpin prosesi mengheningkan cipta selama dua menit. Setelah mengucapkan salam, ia mengutip hadis nabi, "The Prophet Mohammed, sallallahu alaihi wasallam said: 'The believers in mutual kindness, compassion and sympathy are just like one body. When any part of the body suffers, the whole body feels pain'. New Zealand mourns with you. We are one [57]." 


Setelah mengheningkan cipta selama dua menit, azan kedua berkumandang menandai dimulainya ibadah sholat Jumat. Imam Gamal Fouda dari masjid An-Noor mengatakan, 

"Minggu lalu saya berdiri di masjid ini, melihat kebencian di mata seorang teroris. Hari ini, dari tempat yang sama saya melihat cinta dan kasih saying di mata jutaan warga New Zealand dan umat manusia, yang mengisi hati-hati jutaan jiwa lainnya lagi, yang tidak bersama kita saat ini secara fisik, tapi secara spirit."

Ia menambahkan, "Kita patah hati (broken-hearted), tetapi kita tidak hancur (broken). Kita hidup, kita bersama, kita bertekad untuk tidak membiarkan siapa pun memecah-belah kita."


Teroris mencoba untuk memecah belah mereka, tapi rakyat New Zealand telah menunjukkan bahwa mereka unbreakable, tak dapat dipecah-belah. Aksi terror ini justeru semakin mempersatukan rakyat New Zealand, membangun solidaritas, mempererat tali persaudaraan. New Zealand membalas kebencian dengan cinta.

BT (28 tahun), teroris asal Australia, yang membunuh 50 muslim di dua buah masjid di kota Christchurch, New Zealand, memposting 74 halaman Manifesto berjudul "The Great Replacement" beberapa menit sebelum melakukan aksinya [58]. Dari manifesto tersebut, kita bisa mengetahui bahwa ia adalah seorang "whitesupremacist" yang membenci imigran. Ia marah terhadap aksi-aksi penyerangan di Eropa yang dilakukan oleh teroris Muslim. Ia menginginkan balas dendam (revenge) [59]. 

Ia merasa bahwa keberadaan ras kulit putih sedang terancam digantikan oleh ras non-kulit putih [60]. Ia percaya bahwa "white genocide" sedang berlangsung dengan adanya imigrasi massal terutama dari kaum Muslim. Kaum muslim dianggapnya sebagai "invaders" (penjajah). Karenanya ia sangat membenci Muslim.  

Untuk menyelamatkan kaumnya, ia berusaha untuk melakukan perlawanan terhadap Islam. Ia menyebutkan bahwa aksi pembantaiannya terinspirasi dari terroris Norwegia, Anders Breivik (AB), yang membantai 69 orang di tahun 2011 dengan menembakinya secara sporadis di sebuah bumi perkemahan di Pulau Utoya, Norwegia [61]. Agenda keduanya sama yaitu, menghentikan imigrasi Muslim. BT menginginkan semua invaders yang tinggal di tanahnya agar dideportasi. Adapun BT menyarankan agar setiap Muslim diberi kesempatan untuk pindah (convert) kepada agama Kristen. Mereka yang menolak harus dideportasi atau dieksekusi [60].  

Namun rakyat New Zealand tidak terpancing dengan provokasi ini. Pembunuhan masal di Christchurch justeru membuat rakyat New Zealand semakin bersatu. Mereka tidak membalas aksi terorisme dengan terorisme lagi. Mereka tidak membalas kejahatan dengan kejahatan lagi, kebencian dengan kebencian lagi. Tetapi, mereka membalas kebencian dengan cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun