Mohon tunggu...
matthew newman
matthew newman Mohon Tunggu... Arsitek - Arsitek

Saya seorang arsitek yang memiliki hobi menulis, fotografi, travelling dan juga dunia psikologi. Untuk kesehatan saya dulu berolahraga martial art tetapi sekarang lebih banyak menekuni yoga. Sebuah kehormatan sekaligus kesenangan bisa berbagi cerita, imajinasi, pemikiran dan pendapat di sini bersama rekan-rekan yang lain. Terima kasih, mari saling berbagi kasih serta cerita yang membangun dan membawa kedewasaan berpikir dan berjiwa besar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

3 Cara Melupakan Sakit Hati di Masa Lalu

27 Juli 2021   11:35 Diperbarui: 27 Juli 2021   11:44 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menghapus Jejakmu (foto koleksi penulis)

Sebuah kekonyolan yang sangat sering terjadi dalam kehidupan. Sebuah kesia-siaan. Jadi sangat baik jika kita mencoba membuka belenggu jebakan rasa bersalah itu dengan minta maaf terlebih dahulu, maka borgol itu akan runtuh dengan sendirinya. Dan percayalah it's really worth it.

Setelah kita terbebas dari rasa sakit hati, luka, dendam, maka kita akan bergerak lebih lincah di kehidupan saat ini. Dan tentunya menyongsong masa depan dengan lebih optimismdan tenang. Karena ketakutan untuk terluka, disakiti telah sirna. Percayalah bahwa jika Tuhan mengijinkan sesuatu yang menyakitkan terjadi dalam hidup kita maka pasti ada sesuatu ya g indah di baliknya. Sebuah harapan, sebuah penghiburan dan sebuah kesempatan untuk menjalaninsesuatu yang baru. 

Asalkan kita berbedar hati untuk memaafkan dan melepaskan belenggu masa lalu tersebut di masa lalu. Toh sudah tidak bisa diubah lagi karena sudah terjadi, mengapa juga mesti dipikirkan. Masa lalu adalah histori, masa depan tiada yang tahu. Yang bisa kita kontrol adalah hari ini, saat ini, detik ini. Apa yang akan kita lakukan saat nafas ini masih mampir masuk dan keluar dalam hidup kita. Be present, be NOW. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun