Mohon tunggu...
Herman Wijaya
Herman Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cinta Ferry Mursyidan Baldan yang Tak Pernah Pudar untuk Chrisye

30 Maret 2018   00:56 Diperbarui: 30 Maret 2018   00:58 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengakuan Ferry, seperti para penggemar musik lainnya, awalnya dia adalah penggemar biasa. Orang yang menggemari lagu-lagu Chrisye. Menurutnya lagu-lagu Chrisye memberikan rasa yang berbeda ketika ia mendengarnya, ada kelembutan, keindahan pada lirik dan suara Chrisye yang membuat hatinya bahagia.

"Pokoknya kalau mendengar lagu Chrisye rasanya asyik aja ya, lriiknya sangat menyentuh dan pas dengan karakter suara Chrisye," kata Ferry ketika itu.

Kesukaan terhadap lagu-lagu Chrisye lalu berkembang menjadi kekaguman terhadap sang idola. Ferry ingin diwujudkan melalui perkenalan secara personal, dan menjadi lebih dekat secara emosional. Kesempatan itu akhirnya datang ketika ia ditawari untuk membeli tiket konser Fariz RM, tahun 2010.

"Saya bilang saya mau nonton kalau bisa duduk di sebelah Chrisye. Kalau enggak bisa, enggak mau nonton!" tuturnya.

Ternyata menjelang konser Chrisye menelepon, walau hanya sekedar basa-basi menanyakan kabar. Bagi Ferry itu adalah kejutan yang luar biasa.

"Bayangkan orang yang kita kagumin nelepon kita. Kita salah tingkah," kata Ferry.

Tidak sampai di situ, hubungannya dengan Chrisye terus berlanjut. Ketika ayah Chrisye meninggal dunia di rumahnya di kawasan Cikini, Ferry datang. Ketika itu Chrisye malah memintanya agar jangan buru-buru pulang. Chrisye minta ditemani.  Padahal ketika itu banyak tamu.

Pengalaman lain, ia pernah minta diundang ikut diskusi musik di Padang. Di sana ada Chrisye, Fariz RM dan Keenan Nasution. Sebelum berangkat Ferry pergi ke Blok M dan Jalan Sabang untuk membeli semua CD Chrisye. Tidak tanggung-tanggung, dia membawa satu tas penuh berisi CD lagu-lagu Chrisye minta ditandatangan oleh sang idola.

Masih banyak waktu yang ingin dilaluinya bersama Chrisye. Namun suratan takdir berkata lain. Pada Jum'at, 30 Maret 2007 Chrisye meninggal dunia di rumahnya di kawasan Cipete, Jakarta Selatan. Sebelumnya hampir dua tahun Chrisye menderita kanker paru dan tulang.

Tentu saja Ferry merasa kehilangan. Namun kepergian Chrisye tak memupus rasa cintanya kepada sang idola. Bagi Ferry Chrisye tetap hidup abadi, meski pun ia sadar Chrisye telah kembali ke pangkuanNya.

Sebagai manivestasi cintanya kepada sang idola, setiap hari wafatnya, tanggal 30 Maret, ia datang ke makam almarhum untuk sekedar berdoa, dan setiap hari lahir Chrisye selalu membuat acara khusus untuk mengenang kiprah Chrisye selama di dunia musik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun