Mohon tunggu...
Herman Wijaya
Herman Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kedatangan Aa Gatot Brajamusti di Parfi Bukan Keinginan Yenni Rahman!

25 Agustus 2016   12:27 Diperbarui: 26 Agustus 2016   09:17 1833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggota Parfi yang terdiri dari Kamel Marvin, Abi Bambang Irawan, Soultan Ssaladin, Pong Hardjatmo, Debby Cinthya Dewi, Darti Manulang, Lela Anggraeni dll melakukan ziarah ke makam pendiri Parfi Suryosumanto, di TPU Karet Bivak Jakarta, 28 Juli 2016 lalu. (Foto: Herman Wijaya)

“Beberapa hari kemudian kelompok itu kembali mengajak saya ketemu di ruang PWI, lantai 4 Gedung PPHUI. Di situ mereka mengatakan ada nama Gatot Brajamusti yang punya uang.  Aku sempat kaget ketika. Oke sepanjang (akan jadi) Panpel aku akan perjuangkan, aku bantu,” tutur Kamel.

Kamel kembali menemui Yenni Rahman di kantor Parfi. Sedangkan kelompok Atin Martino Cs menunggu di kantor PWI, yang berada satu lantai di Gedung PPHUI. “SK belum ada waktu itu, tapi informasi sudah ada, tinggal teken. Maka berubah lagi isi SKnya,” tambah Kamel. Waktu itu ada Yattie Octavia di ruang Yenni di kantor Parfi Kuningan.

Kamel menjelaskan kepada Yenni Rahman, bawah yang ingin jadi Panpel itu Aa Gatot Brajamusti, bukan Atin Martino Cs. Mendengar nama itu Yenni Rahman tidak  mau. Yenni tidak bersedia membuatkan SK Panpel untuk Aa Gatot Brajamusti.

“Aku sempat bertengkar dengan Yenni disaksikan Yattie Octavia. Aku bilang, sekarang begini: lu ada duit enggak buat ngelaksanain kongres? Lu Yattie ada duit enggak? Kalau ada yang punya duit kenapa diributin?”

“Akhirnya Yenni bilang oke, tapi nanti bagaimana kalau banyak protes. Aku bilang akan aku hadapi kalau cuma protes, asal untuk Panpel. Akhirnya Yenni setuju.”

Setelah itu Kamel Marvin menyampaikan kepada Atin Martino Cs, mengatakan bahwa Yenni mau Gatot Brajamusti jadi Panpel.

“Setelah itu mereka minta ketemu lagi, katanya Aa Gatot Brajamusti mau jadi ketua, dan aku dijanjiin jadi Sekjen. Aku bilang enggak mau. Dari awal aku bilang enggak mau. Tapi dalam hati aku merasa dibohongin oleh mereka. Diam-diam aku akan berjuang di luar untuk menggagalkan kongres ini, karena kelihatanya udah mulai tidak sehat jalannya.”

Kamel lalu menemui Yenni Rahman untuk mencabut kembali SK pengangkatan Panpel itu. Yenni masih tidak perduli. Yenni tidak menggubrik permintaan Kamel Marvin. Baru beberapa hari menjelang kongres Yenni menyatakan ingin mengklarifikasi dulu soal keanggotaan Gatot Brajamusti. Tapi sudah terlambat.

Yenni bersedia kongres dilaksanakan, dan dia akan minta pertimbangan Ketua DPO (Dewan Pertimbangan Organisasi) Deddy Mizwar. Diundanglah Deddy Mizwar untuk dimintai pendapatnya, ternyata Deddy Mizwar tidak setuju dengan pencabutan SK Panpel itu. Alasan Deddy ketika itu, Parfi kan sudah bisa berantem dan lain sebagainya.

“Jujur aku katakan, Deddy Mizwar harus bertanggungjawab. Dialah yang mendorong munculnya Gatot Brajamusti di Kongres Parfi. Seharusnya sebagai aktor senior, orang yang mapan, dia ikut menciptakan cooling down. Dia lihat dulu ke belakang dan memikirkan apa yang akan terjadi di depan,” tandas Kamel.

Meski pun waktu itu SK yang dibuat untuk Gatot Brajamusti sebagai Ketua Panpel, tetapi sudah ada isyu-isyu untuk menaikan dia menjadi Ketua Umum. Terjadilah manipulasi data. Siapa yang bermain di situ aku enggak ngerti. Yang jelas orang yang duduk dalam kepengurusan Parfi di bawah Yenni Rahman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun