Kedatangan Aa Gatot Brajamusti ke Parfi (Persatuan Artis Film Indonesia) lima tahun lalu hingga kemudian terpilih menjadi Ketua Umum (Ketum) Parfi untuk periode 2011 - 2016, bukanlah atas kehendak Yenni Rahman, melainkan atas inisiatif beberapa anggota Parfi. Waktu itu, tahun 2010 Yenni Rahman menjabat sebagai Ketum Parfi.
Hal itu disampaikan oleh anggota Parfi Kamel Marvin, ketika ditemui dalam acara memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-71 di rumah makan Pondok Nelayan Jakarta, Sabtu (20/8/2016). Kamel Marvin menjelaskan kronologis kehadiran Aa Gatot Brajamusti ke Parfi hingga menduduki kursi Ketum.
Kamel Marvin merasa perlu menjelaskan, karena menjelang Kongres Parfi yang akan diadakan di Lombok dalam waktu dekat ini, eksistensi Aa Gatot Brajamusti sebagai Ketua Umum Parfi kembali digugat oleh sebagian anggota.
Dalam pertemuan di rumah makan Pondok Nelayan yang dihadiri oleh artis Marcella Zalianti, Adrina Rasti, beberapa artis senior seperti Mark Sungkar, Rima Melati, Mieke Wijaya, Ida Leman, Adam Jordan, Debby Cinthia Dewi dan lain-lain, beberapa peserta pertemuan dengan tegas menyatakan ingin merebut Parfi kembali.
Penjelasan Kamel Marvin sekaligus membantah pernyataan anggota Parfi Firman Nurjaya, yang dikenal sebagai pendukung Aa Gatot Brajamusti, yang ditulis di tabloid Bintang Film edisi Agustus 2016 lalu.
“Jadi versi yang sebenarnya begini,” Kamel membuka pembicaraan. “Saya sebagai umat beragama kan tidak boleh membalikan fakta. Harus berbicara berdasarkan kebenaran. Katakanlah yang benar kalau memang itu benar.”
Menurutnya, sejumlah anggota Parfi yang terdiri dari Yana Achbari CS: Yana, Atin Martino, Firman Nurjaya, Thamrin Lubis dan Sandra Naholo meminta kepada Yenni Rahman untuk menjadi Panitia Pelaksana Kongres Parfi.
Yenni Rahman menolak karena tidak yakin kelompok ini bisa melaksanakan kongres.
Sepulang dari Batam, ketika main ke kantor Parfi di Gedung PPHUI Kuningan, Kamel dimintai tolong oleh Atin Martino Cs supaya mendorong Yenni Rahman membuatkan SK Panpel Kongres untuk mereka, karena mereka mengaku sudah menyiapkan uang Rp. 2 milyar untuk melaksanakan Kongres.
“Nah kalau sudah ada uang 2 milyar, kenapa Yenni enggak ngasih? Makanya saya ketemu Yenni waktu itu menanyakan kenapa tidak dikasih SK? Kata Yenni enggak yakin dan sebagainya. Aku bilang sudah ada kok duitnya,” kata Kamel.
Setelah itu Kamel mengundang kelompok Atin Martino Cs untuk menemui Yenni Rahman di rumahnya, di Jalan Surabaya, Jakarta. Setelah bertemu akhirnya Yenni Rahman bersedia membuat SK Pelaksana Kongres untuk mereka.