Ada selentingan, karena Anda datang belakangan dalam pencalonan Ketum Parfi, ada yang menuding Anda memang orang yang sengaja dipasang untuk menjadi pesaing bayangan. Bagaimana Anda menjawab tudingan itu?
Nanti dicros check ya. Apakah sudah ada satu perak yang Andri minta – kalau diminta bargaining sudah berulang kali -- untuk Andri jadi bonekamu. Andrea da Silva tidak bisa dibeli dengan uang. Saya siap kalah. Tapi artinya saya berjuang dulu dong. Saya tidak menghalalkan banyak cara.
Saya datang ke Kongres, saya paparkan visi missi saya, saya ambil simpati peserta kongres. Mau milih siapa itu mereka punya hak. Tapi yang saya yakini, “luck” diturunkan kepada satu orang di dalam satu moment. Saya tidak tahu fktor luck itu milik siapa. Tapi yang jelas saya punya keinginan. Kalau tidak ingin, saya tidak daftar.
Saya juga sudah sumpah kepada seseorang yang menyampaikan pertama bahwa saya settingan si A. Saya bersumpah, tidak selamat saya dunia akhirat kalau memang itu terbukti. Tapi kalau informasi itu sengaja digulirkan, tidak akan lama dia akan mengalami seperti apa yang saya ucapkan. Kita lihat, penyesalan ada di belakang. Jangan sampai dia berpikir seperti itu, dia akan menyesal.
Percaya dengan faktor luck?
Ya. Jadi saya berjuang, saya lakukan dengan benar. Bagaimana hasilnya tidak ada yang tahu. Kalau ada yang tahu prediksi itu, saya tidak anggap Tuhan yang mana, saya anggap itu Tuhan saya. Saya orang eksak, saya berpikir logika, tidak mau mimpi-mimpi, saya realistis saja.
Sekarang ini kan orang ngomong macam-macam, si anu bilang dia hebat lho, kekuatannya besar lho, tapi opini itu kan bisa dibentuk. Tapi apakah benar rekening yang ditunjukkan itu rekening miliknya, wallahualam. Saya ndak mau tahu itu. Saya ndak kepo untuk cari tahu orang lain.
Saya hanya ingin mempersiapkan diri bahwa saya mampu dengan pemikiran dan strategi saya untuk menjalankan Parfi ini dan bagaimana saya bisa mempengaruhi audiens supaya mereka mau mendukung saya untuk menjadi apa yang saya mau. Pernah dengan cerita raja minta diadili? Tidak ada kan? Sayalah pengikut paham Raja yang minta diadili bila ucapan dan langkah saya ke depan tidak sesuai.
Untuk menjadi pemimpin harus bisa menyeimbangkan antara rasio dan perasaan. Kalau rasio berjalan, hanya ambisi yang muncul ke depan. Kalau rasa berjalan, hanya akan jadi Departemen social.
Apa yang Anda lakukan kalau Anda menang dan bagaimana kalau Anda kalah?
Kalau saya terpilih saya kaan menjalankan program seperti yang sudah dipaparkan, tahap demi tahap. Kalau tidak terpilih saya orang pertama kali yang mengucapkan selamat. Dan saya tulus mendoakan Parfi ini berubah menjadi seperti yang kita ingin kan.