Terkait dengan pendidikan, sekolah-sekolah Katolik telah lama mempraktikkan sistem subsidiaritas yakni siswa dari keluarga yang mampu menopang siswa yang tidak mampu, sehingga uang sekolah maupun uang pangkal tidak sama antar siswa.
Hal ini memungkinkan terlaksananya kesetaraan bahwa anak-anak yang kurang mampu dari segi finansial tetap dapat bersekolah di sekolah-sekolah Katolik yang dikenal mutu dan disiplin yang baik.
Sedangkan KAJ juga memiliki program Ayo Sekolah dan Ayo Kuliah dengan spirit yang sama, yaitu umat yang berkecukupan secara finansial dapat membantu umat lain agar anak-anak tetap dapat sekolah dan berkuliah.
Di lingkungan kerasulan awam, ada seorang anak muda yang secara konsisten menggalang dana dengan mengoptimalkan teknologi komunikasi yaitu media sosial. Albertus Gregory Tan yang adalah Alumni Katolik Universitas Indonesia sejak 2011 menggalang dana membangun rumah ibadah di berbagai wilayah terpencil di Indonesia. Melalui Yayasan Vinea Dei yang dibangun 2017, ia merintis Gerakan Peduli Gereja disamping memberi beasiswa bagi siswa tidak mampu dari berbagai latar belakang kepercayaan.
Terkait dengan masalah ketenagakerjaan, Ganjar menekankan pada pentingnya data dan bagaimana negara hadir, melindungi pekerja migran Indonesia.
"Perlunya pemberesan masalah legalitas, keterampilan kerja serta adanya kontrak kerja. Ketegasan dan koordinasi yang baik dari pemimpin tertinggi, Menteri luar negeri, duta besar. Sehingga data sangat penting." sahutnya.
Dalam hal data dan optimalisasi teknologi informasi, KAJ telah mengembangkan sistem karya berbasis data yang dikenal dengan SAPA (Sistem Aplikasi Program Karya dan Anggaran). Aplikasi ini memasukan secara terperinci apa kegiatan, berapa peserta, waktu pelaksanaan, biaya dan sumber pendanaannya, sehingga semua kegiatan dapat terdata, terintegrasi dan terukur efektifitasnya.
Persoalan Pekerja Migran
Tentang masalah pekerja migran, Anies menambahkan pentingnya melibatkan aktivis atau LSM terkait yang lebih mengetahui kondisi di lapangan serta persoalan-persoalan riil yang dihadapi oleh para pekerja migran Indonesia.
"Seringkali justru pemerintah terlewatkan tentang hal ini," katanya.