Salah satu tipe kepemimpinan ideal adalah Tipe Kepemimpinan Demokratis. Dalam memimpin, sosok ini melibatkan tim kerjanya, memberikan arahan yang efisien, juga mendorong adanya keikutsertaan bawahan dalam memberi masukan terhadap keputusan yang akan diambil. Kepemimpinan demokratis ditandai dengan adanya sistem pengembangan melalui pengambilan keputusan yang strategik. Â
Dengan demikian, di bawah kepemimpinan demokratis akan terbentuk bawahan yang bermoral tinggi, mampu bekerja sama, mengandalkan kualitas kerja serta memiliki inisiatif tinggi. Pemimpin seperti ini lebih mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan kelompoknya. Dasar utama dalam kepemimpinan demokratis adalah musyawarah, kekeluargaan dalam menyelesaikan masalah dan terbentuknya iklim kerja yang kondusif.
Berbicara tentang kekuatan internal organisasi, kehadiran Kho Hwie Hong, Wakil Sekjen DPP Wanita Katolik RI pada kepengurusan saat ini, telah memberi nafas baru dalam kiprah kesekjenan yang sangat strategis bagi organisasi. Meski perannya lebih banyak di belakang layar, tetapi sangat menentukan dalam mengordinir internal DPP maupun dengan pihak eksternal yakni organisasi-organisasi mitra serta stakehoders lainnya. Dalam perhelatan Konferensi Daerah misalnya, Hwie Hong terjun langsung dan bertanggungjawab pada komunikasi antara DPP dan DPD terkait guna memastikan segala sesuatu berjalan baik dan lancar.
Transformasional
Tipe kepemimpinan lain yang dibutuhkan dalam kondisi saat ini dimana kemajuan teknologi informasi begitu pesat dan Indonesia yang menghadapi era Bonus Demografi, adalah Kepemimpinan Transformasional. Ciri-ciri kepemimpinan ini antara lain sebagai pembaharu, memberi teladan, mengharmoniskan lingkungan kerja, dan bertindak atas sistem nilai.Â
Ada tiga aspek dalam Kepemimpinan Transformasional yaitu memiliki visi yang kuat serta mampu  meyakinkan dan membawa anggota untuk mencapainya; Power yaitu pengaruh, dan kemampuan untuk memperoleh dukungan; serta Kepercayaan diri untuk bertindak.  Kepemimpinan Transformasional diharapkan juga dapat menyambut tantangan global saat ini dimana persaingan sangat kuat dan adanya banjir informasi dari segenap penjuru.
Selain Efi Darliana Tetrawati yang memiliki pengalaman di tingkat akar rumput hingga forum internasional,  adalah Elly Kusumawati Handoko aktivis Perempuan dari Purwokerto. Ia merupakan salah satu pengurus DPP yang mengikuti Sidang Umum WUCWO (World Union of Catholic Women's Organisations) di Asisi, Italy pada Mei 2023. Terkait dengan isu-isu global, Elly berpendapat, "krisis pangan global merupakan akibat kerusakan lingkungan yang harus diatasi sebagaimana ditegaskan dalam Ensiklik Laudato Si.Â
Disamping itu juga komitmen terhadap pembinaan dan pendampingan bagi kaum muda sebagai kader-kader gereja agar berpeduli pada masalah buruh migran dan pengungsi." Untuk itu, kader-kader pemimpin nasional harus disiapkan secara matang dan terstruktur untuk mengemban amanah para anggota dan pemangku kepentingan. Edukasi politik perlu terus menerus digerakan agar organisasi yang akan berusia 1 abad ini tak terbawa eforia politik yang seringkali menyesatkan.
Elly Kusumawati yang selama 2 periode memimpin DPD Purwokerto menanggapi tantangan global saat ini terkait dengan radikalisme, cybercrime, human trafficking dan masalah ekologi serta literasi teknologi. "Peluang yang ada adalah membangun jejaring, kerjasama antar organisasi wanita maupun pihak-pihak terkait yang lain baik dilingkup gereja maupun masyarakat juga pemerintahan," jelasnya. Adapun solusi menurut ibu seorang putera ini adalah peningkatan kualitas SDM di semua jenjang, kemampuan anggota dalam berbagai bidang, serta menekankan pentingnya penghayatan filosofi organisasi dan spiritualitas Injili.Â