Mohon tunggu...
Matara Sibuta
Matara Sibuta Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Argumentasi Perang Seribu Tahun

4 Februari 2019   08:15 Diperbarui: 4 Februari 2019   08:43 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KH Hasyim Asyari pencetus Resolusi Jihad (kompas.com)

Divisi Siliwangi adalah pasukan infanteri terhebat yang memberikan contoh bagaimana perang gerilya bisa menghancurkan pertahanan lawan. Jenderal AH Nasution selama dua tahun menjadi Komandan Divisi Siliwangi yang menemani Jenderal Soedirman selama gerilya.

Yogyakarta dan Surabaya menjadi contoh bagaimana perang berlarut bisa memenangkan pertempuran. Dua wilayah ini menginspirasi perlawanan hebat dan heroik. 

Di Sumatera Barat, Sjafruddin Prawiranegara pun menjalankan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan berpindah-pindah tempat guna menghindari gempuran Belanda. Di daerah lain pun begitu, perang gerilya dan berlarut menjadi strategi ampuh menghadapi musuh.

Sejatinya, sejarah perang Republik Indonesia adalah perlawanan gerilya. Dengan cara ini, Indonesia mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya. 

Gerilya melahirkan pertempuran asimetris dan kerugian besar di pihak yang memiliki persenjataan modern. Ongkos perang yang mahal akan membuat kerugian besar di pihak lawan.

Indonesia akan mampu bertempur selama seribu tahun dengan cara gerilya dan berlarut. Namun, Indonesia tidak akan mampu bertahan tiga hari, jika tidak ada persatuan, lahirnya pengkhianat, orang-orang yang mementingkan kelompoknya sendiri dan mereka yang tidak mau berkorban. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun