Ioannina, Yunani adalah kota indah yang menjadi tujuan liburan bagi mereka yang ingin mencari ketenangan dari kegelapan dunia. Siapa sangka, di sanalah terkubur sebuah rahasia yang kelam. Sebuah awal dari serangkaian peristiwa mengerikan yang sedang menunggu waktunya datang.
Constantin Demiris, salah satu penguasa besar di dunia baru saja berhasil menjerat kekasihnya, Noelle Page dan pacar gelapnya, Larry Douglas dengan hukuman mati atas pembunuhan Catherine Douglas. Catherine Alexander terbangun di biara terpencil di Yunani, hilang ingatan.Â
Pembalasan dendam itu belumlah tuntas bagi Costa, ia ingin melakukan hal yang sama ketika Noelle mengkhianatinya, dengan istri kekasih gelap Noelle yang masih hidup.Â
Sementara itu, pengacara yang turut membantu Demiris menjerat Noelle dan Larry tewas sepulang mengaku dosa tentang kasus itu pada seorang pastor. Berita itu sampai pada telinga Spyros Lambrou, taipan besar Yunani dan ipar Costa yang berniat menghancurkannya karena dendam melihat perlakuan Demiris pada istrinya, adik Spyros bernama Melina.
Setelah novel-novel misterinya yang sensasional seperti Wajah Sang Pembunuh (1970) dan Lewat Tengah Malam (1973), Sidney Sheldon kembali dengan Padang Bayang Kelabu pada 1990. Novel kelanjutan kisah Lewat Tengah Malam ini menyajikan cerita yang rumit namun menegangkan dan membuat penasaran pembacanya.Â
Padang Bayang Kelabu tampil sebagai novel yang tidak hanya memperlihatkan kegelapan kehidupan pribadi para penguasa dan berbagai penyimpangan sosial, tetapi juga menampilkan sosok-sosok penting yang berkhianat pada negara.
Sama dengan Wajah Sang Pembunuh, kisah novel ini bergenre misteri dan fiksi kriminal. Bedanya terletak pada unsur cerita Padang Bayang Kelabu yang secara implisit mengkritik sosok-sosok berkedudukan tinggi yang memanfaatkan kekuasaan untuk meraih segalanya, tak terkecuali mengorbankan orang lain.
Hal ini nampak dalam tokoh Constantin Demiris, konglomerat yang menjadi otak di balik banyak tindakan kriminal. Namun, hal-hal itu menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca karena novel ini menyinggung isu-isu yang masih dianggap tabu atau jarang terpapar dalam buku-buku karya pengarang Nusantara yang biasanya kita baca.
Secara umum, buku ini memiliki banyak kelebihan. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti. Selain itu, pengarang menyajikan cerita dengan cara yang sangat menarik. Pembaca selalu diberi petunjuk sedikit demi sedikit yang mengarah pada nasib para tokoh utama.Â
Konflik di buku ini sangat menegangkan dibandingkan dalam Wajah Sang Pembunuh yang terkesan terburu-buru. Kisah ini menyajikan berbagai plot twist yang tidak hanya mengejutkan pembaca, namun juga membuat mereka semakin penasaran seiring berjalannya cerita.
Salah satu perbedaan mencolok dengan Wajah Sang Pembunuh adalah cerita ini melibatkan banyak tokoh. Hal ini menjadi baik kelebihan maupun kekurangan Padang Bayang Kelabu.Â