Mohon tunggu...
Kucing AbuAbu
Kucing AbuAbu Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar

Yeahh

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Padang Bayang Kelabu" dan Rahasia Kelam Keluarga Taipan

16 Maret 2020   19:12 Diperbarui: 16 Maret 2020   19:11 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Judul asli                 : Memories Of Midnight

Judul terjemahan: Padang Bayang Kelabu

Pengarang              : Sidney Sheldon

Penerjemah           : Budijanto T. Pramono

Penerbit                  : PT Gramedia Pustaka Utama

Kota terbit              : Jakarta

Tahun terbit          : 2000 (cetakan kelima)

Nomor ISBN          : 979-511-156-6

Jumlah halaman  : 504

Dimensi                   : 110 mm x 180 mm

Harga buku            : Rp 30.000,00 (tahun 2000)

Ioannina, Yunani adalah kota indah yang menjadi tujuan liburan bagi mereka yang ingin mencari ketenangan dari kegelapan dunia. Siapa sangka, di sanalah terkubur sebuah rahasia yang kelam. Sebuah awal dari serangkaian peristiwa mengerikan yang sedang menunggu waktunya datang.

Constantin Demiris, salah satu penguasa besar di dunia baru saja berhasil menjerat kekasihnya, Noelle Page dan pacar gelapnya, Larry Douglas dengan hukuman mati atas pembunuhan Catherine Douglas. Catherine Alexander terbangun di biara terpencil di Yunani, hilang ingatan. 

Pembalasan dendam itu belumlah tuntas bagi Costa, ia ingin melakukan hal yang sama ketika Noelle mengkhianatinya, dengan istri kekasih gelap Noelle yang masih hidup. 

Sementara itu, pengacara yang turut membantu Demiris menjerat Noelle dan Larry tewas sepulang mengaku dosa tentang kasus itu pada seorang pastor. Berita itu sampai pada telinga Spyros Lambrou, taipan besar Yunani dan ipar Costa yang berniat menghancurkannya karena dendam melihat perlakuan Demiris pada istrinya, adik Spyros bernama Melina.

Setelah novel-novel misterinya yang sensasional seperti Wajah Sang Pembunuh (1970) dan Lewat Tengah Malam (1973), Sidney Sheldon kembali dengan Padang Bayang Kelabu pada 1990. Novel kelanjutan kisah Lewat Tengah Malam ini menyajikan cerita yang rumit namun menegangkan dan membuat penasaran pembacanya. 

Padang Bayang Kelabu tampil sebagai novel yang tidak hanya memperlihatkan kegelapan kehidupan pribadi para penguasa dan berbagai penyimpangan sosial, tetapi juga menampilkan sosok-sosok penting yang berkhianat pada negara.

Sama dengan Wajah Sang Pembunuh, kisah novel ini bergenre misteri dan fiksi kriminal. Bedanya terletak pada unsur cerita Padang Bayang Kelabu yang secara implisit mengkritik sosok-sosok berkedudukan tinggi yang memanfaatkan kekuasaan untuk meraih segalanya, tak terkecuali mengorbankan orang lain.

Hal ini nampak dalam tokoh Constantin Demiris, konglomerat yang menjadi otak di balik banyak tindakan kriminal. Namun, hal-hal itu menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca karena novel ini menyinggung isu-isu yang masih dianggap tabu atau jarang terpapar dalam buku-buku karya pengarang Nusantara yang biasanya kita baca.

Secara umum, buku ini memiliki banyak kelebihan. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti. Selain itu, pengarang menyajikan cerita dengan cara yang sangat menarik. Pembaca selalu diberi petunjuk sedikit demi sedikit yang mengarah pada nasib para tokoh utama. 

Konflik di buku ini sangat menegangkan dibandingkan dalam Wajah Sang Pembunuh yang terkesan terburu-buru. Kisah ini menyajikan berbagai plot twist yang tidak hanya mengejutkan pembaca, namun juga membuat mereka semakin penasaran seiring berjalannya cerita.

Salah satu perbedaan mencolok dengan Wajah Sang Pembunuh adalah cerita ini melibatkan banyak tokoh. Hal ini menjadi baik kelebihan maupun kekurangan Padang Bayang Kelabu. 

Pengarang memang sudah biasa menceritakan secara rinci berbagai latar belakang tokohnya sehingga memberikan kesan seakan-akan pembaca ikut menjadi saksi kehidupan tokoh cerita secara langsung. 

Namun, beberapa pembaca bisa mendapat kebingungan mengingat tokoh yang jumlahnya kian banyak. Tak hanya itu, membaca deskripsi tokoh yang panjang juga membutuhkan kesabaran.

Kisah Wajah Sang Pembunuh melakukan pendekatan hanya dengan berfokus pada tokoh utamanya, Judd Stevens. Sebaliknya, Padang Bayang Kelabu menunjukkan beragam sudut pandang dari tokoh-tokoh utamanya, yaitu Constantin Demiris, Catherine Alexander, dan Spyros Lambrou. 

Pengarang juga menunjukkan betapa pentingnya tokoh pembantu dalam perjalanan tokoh utama untuk mencapai tujuannya, dengan menceritakan secara rinci peran-perannya dalam cerita.

 Ada pula perbedaan Padang Bayang Kelabu dan Wajah Sang Pembunuh yang nampak pada alur ceritanya. Pengarang memang gemar menuliskan cerita dengan alur yang maju-mundur, namun alur Padang Bayang Kelabu bisa dikatakan jauh lebih terbelit-belit daripada novel karya Sheldon sebelumnya, ditambah sudut pandang berbeda-beda yang bersumber dari lebih dari satu tokoh. 

Menuliskan cerita bukan dalam urutan kronologis bisa lebih mudah memancing rasa penasaran, namun membingungkan pembaca yang belum terbiasa dengan alur semacam ini.

Terlepas dari kekurangan yang ada, buku ini dikemas dengan sangat baik. Bagi para penikmat misteri dan crime fiction, novel ini menjadi pilihan yang sangat bagus dalam mengatasi kebosanan sehari-hari. Padang Bayang Kelabu adalah buku yang akan membuat para pembaca sulit berhenti membaca. 

Jalan ceritanya yang menarik dan penuh kejutan akan terus menstimulasi pembaca untuk ikut berpikir dan menebak penyelesaian kasus yang tokoh-tokoh hadapi. Melalui buku ini, Sidney Sheldon berhasil menciptakan kelanjutan cerita Lewat Tengah Malam yang begitu berkesan dan memuaskan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun