Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

The One Thing, Konsep Fokus dan Prioritas dalam Hidup

6 Januari 2025   14:45 Diperbarui: 6 Januari 2025   14:45 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The One Thing, karya Gary Keller|screenshot halapan depan buku|dokpri

Saat ini saya sedang membaca buku The One Thing, karya Gary Keller. Buku ini termasuk 10 buku terbaik yang masuk dalam daftar bacaan saya tahun ini.

Let's get to it!

Anda pasti pernah mendengar istilah multitasking yang melegenda. Tapi, berhentilah sejenak untuk merenungkan apakah multitasking benar-benar membantu kita menyelesaikan banyak hal?

Gary Keller menyebutkan bahwa multitasking itu adalah sebuah kekeliruan. Tidak ada yang bisa mengerjakan dua hal bersamaan dengan hasil yang sama. 

Sama seperti istilah life balance yang muncul ke permukaan setelah tahun 80an karena kaum perempuan telah keluar rumah. Di tahun 2011, frasa life balance melonjak tajam.

Tentu ini bukan sebuah kebetulan. Gary menjelaskan jika konsep life balance meroket tajam dimulai saat kaum perempuan keluar rumah untuk bekerja. 

Dalam hidup ini, segala sesuatu selalu beriringan dengan konsekuensi. Apa yang kita lakukan ditentukan oleh arah yang kita fokuskan. Menurutnya, mengejar dua hal bersamaan dengan hasil yang sama adalah sesuatu yang konyol.

Contohnya, seorang ibu yang memilih untuk bekerja boleh jadi mendapatkan uang yang cukup, tapi disaat bersamaan kehilangan waktu membersamai anak. 

Sebagaimana konsep multitasking, kita bisa mengerjaakan dua hal dalam waktu yang sama, tapi sejatinya kita telah kehilangan keseimbangan. 

Seseorang bisa menjawab telpon sambil menyetir, tapi kehilangan fokus ke arah jalan yang tentunya membahayakan. Atau, seorang siswa yang belajar sambil mendengarkan musik. Fokus akan terpecah menjadi dua.

Buku The One Thing membahas banyak hal tentang rahasia kesuksesan. Tidak ada yang lebih penting daripada FOKUS. Jika kita melakukan banyak hal, maka fokus kita mudah terpecah. 

Fokus membawa kita pada satu hal (the one thing). Apa yang sebenarnya kita butuhkan dalam hidup?

Dalam konteks karir, pekerjaan apa yang ingin kita raih? adakah kita fokus pada satu hal yang sangat penting atau condong melakukan  banyak hal yang tidak bermakna.

Setiap hari kemana waktu kita terbuang. Itulah pertanyaan penting yang patut dijawab. Apakah kita fokus mengerjakan satu hal yang membawa kita pada satu tujuan, atau malah terbiasa menghabiskan waktu melakukan banyak hal yang tidak produktif.

Sering kali orang mengatakan "saya sedang sibuk". Lantas, apakah mereka memang sibuk?

Pada dasarnya, kesibukan disebabkan karena ketiadaan fokus dalam pekerjaan. Setiap orang sangat mungkn terlihat sibuk, tapi bukan berarti mereka sedang melakukan satu hal yang berarti. 

Perhatikan para pekerja kantoran yang duduk berjam-jam di depan komputer. Seberapa sibukkah mereka? 

Segala jenis pekerjaan menuntut fokus berbeda. Meskipun demikian, sesulit apapun sebuah pekerjaan, selama kita fokus untuk menyelesaikannya, maka sangat mudah menuntaskannya. 

Masalah terbesar saat ini ada pada hambatan kerja. Istilah kerennya distraction. Media sosial adalah satu diantara hambatan terbesar. Anak-anak, remaja, dan orang dewasa mudah teralihkan oleh sosial media. 

Celakanya lagi, media sosial menjadi musuh terbesar fokus. Seorang ibu disibukkan oleh media sosial, sementara ribuan jam waktunya terbuang percuma dan waktu bersama anak hilang.

Para pelajar dan mahasiswa berjam-jam setiap harinya membuka Instagram, Facebook, WA, YouTube atau TikTok. Berapa ratus jam terbuang setiap bulannya?. 

Fokus untuk belajar diserap oleh media sosial. Mereka tidak lagi fokus pada satu hal, tapi pada banyak hal. Akhirnya, waktu yang tersisa cukup sedikit. Kualitas belajar semakin buruk seiring hilangnya fokus.

Prioritas dan Fokus

Gary berpendapat jika seseorang tidak memprioritaskan apa yang ingin dilakukan dalam hidup, sama artinya dia tidak fokus mengerjakan satu hal yang berarti. 

Prioritas pada hal-hal penting menyelamatkan banyak waktu kita. Seorang ayah bisa memilih antara terlihat sibuk atau memprioritaskan waktu untuk keluarga. 

Seorang ibu juga sama, kemana prioritas waktu yang ingin difokuskan, keluarga atau pekerjaan? 

Segala pilihan ada konsekuensi yang harus ditanggung. Bukan masalah benar atau salah. Selama pilihan yang kita ambil sejalan dengan kepercayaan, bersiaplah untuk sebuah resiko. 

Prioritas memberi ruang pada sebuah pilihan hidup. Mau menghabiskan waktu lebih banyak mencari uang di luar rumah dan kehilangan waktu bersama keluarga, atau memilih untuk menghabiskan banyak waktu di dalam rumah dan memiliki uang seadanya?

Intinya, FOKUS pada satu hal. Satu hal yang benar-benar penting. Satu hal yang memberi kebahagiaan. Satu hal yang tidak meninggalkan penyesalan di kemudian hari. Satu hal yang akan selalu disyukuri dalam hidup. 

Untuk itu, belajarlah untuk memprioritaskan kemana waktu kita terbuang. Fokuslah pada satu hal yang betul-betul PENTING. Sebelum menentukan mana yang dianggap penting, pikirlah terlebih dahulu. 

Renungkan dan buatlah pilihan yang tepat. Baru kemudian prioritaskan kemana waktu akan berlabuh. Jangan membuat prioritas sebelum berpikir jernih. Sebuah keputusan yang tepat diawali oleh pikiran yang bersih. 

Let's make ONE Thing. The only thing that deserves our full attention. 

***

By : Masykur Mahmud

(the only one)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun