Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Aturan TKDN Kemenperin dan Larangan I-phone Menjamah Pasar Indonesia

5 November 2024   22:54 Diperbarui: 19 November 2024   20:29 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rute perdagangan Apple di Asia Tenggara|sumber Screenshoot Youtube Indonesia Documentary

Apple ingin mengeruk laba sebesar-besarnya dengan potensi pasar di Indonesia. Konsumen I-phone di Indonesia jelas memberi profit besar bagi Apple, sedangkan jumlah investasi Apple relatif kecil. 

Jika demikian, langkah yang diambil pemerintah sudahlah tepat. Akan tetapi, pemerintah perlu bersikap tegas dengan kebijakan yang menguntungkan rakyat. 

Jangan sampai larangan ini bersifat sementara. Jika Apple kemudian melobi pemerintah, akankah larangan tersebut dibatalkan?

Indonesia adalah negara dengan potensi besar. Sudah seharusnya pemerintah berpikir cerdik untuk membangun perusahaan semikonduktor dalam negeri. Ini adalah nilai tawar bagi perusahaan asing yang berkeinginan membuka pabrikan disini.

Pemerintah Indonesia di bawah kabinet merah putih perlu mengambil keputusan berarti selama lima tahun kedepan. Jika Indonesia mampu membangun pabri semikonduktor yang bisa membuat chip sendiri, maka ini adalah sebuah nilai tawar. 

Untuk itu, bidang keilmuan sains dan teknologi mesti dikuatkan. Anak bangsa dipacu untuk mempelajari sains dan teknologi demi mendongkrak penelitian mutakhir.

Kampus-kampus terbaik Indonesia sebaiknya dilengkapi dengan pusat riset terbarukan. Ya, negara harus berani mengalokasikan APBN dengan porsi besar. Dunia akademik benar-benar harus diperbaharui untuk menghasilkan kualitas lulusan terbaik. 

Mampukah Prabowo di bawah kabinet merah putih mewujudkan itu semua, atau tetap menjadi negara lemah yang terus diperah asing? kita lihat saja!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun