Beberapa kali saya menemukan buku bilingual cerita anak dengan kualitas terjemahan meresahkan. Hal ini memberi kesan buruk akan kualitas terjemahan.Â
Buku cerita anak sudah mulai banyak beredar dalam dua bahasa: Inggris dan Indonesia. Anak-anak di Indonesia patut bersyukur dengan hadirnya buku berbahasa Inggris.Â
Tren bilingual di kalangan anak tidak hanya menyentuh kawasan perkotaan. Di pinggiran kota, orangtua mulai mengenalkan bahasa Inggris kepada anak. Buku-buku cerita anak berbahasa Inggris lebih menarik dibandingkan versi satu bahasa.Â
Apakah orangtua masa kini merasa bahasa Inggris jauh lebih penting untuk diajarkan kepada anak sedini mungkin?
Menguasai bahasa Inggris memang dianggap penting oleh sebagian orangtua. Tren bilingual dominan hadir pada tipe orangtua pekerja yang ingin anaknya menguasai bahasa asing.
Mengajari anak bahasa Inggris di usia 10 tahun ke bawah memberi manfaat lebih besar. Terutama dari segi kemampuan berbahasa dan membaca.Â
Banyak penelitian memaparkan sisi positif bilingual bagi perkembangan otak. Saya akan menulisnya di tulisan berbeda lain kali.
Nah, kembali ke topik pembahasan awal. Seberapa penting peran proofreader dalam konteks penerbitan buku anak?
Dari pengalaman membaca beberapa buku bilingual anak, saya setidaknya bisa melihat kualitas buku yang dihasilkan oleh beberapa penerbit.Â
Saya sendiri menguasai beberapa bahasa asing dan latar belakang pendidikan saya juga di bidang bahasa asing. Setidaknya, tulisan ini menjadi buah pikir dunia kepenulisan, terkhusus buku cerita anak versi bilingual.