Dari pengamatan pribadi, saya seringkali melihat pelaku bisnis yang tidak membangun SOPÂ sejak awal. Hal ini mudah terlihat dari cara mengantisipasi masalah saat terjadi.Â
SOPÂ atau lumrah dikenal standar kerja penting untuk dibuat oleh pelaku bisnis. Misalnya, dalam konteks pelaku usaha kuliner meliputi standar pelayanan, resep makanan yang terukur, serta solusi dari kemungkinan setiap masalah yang muncuk kedepan.
Kenapa SOPÂ penting?
Jawaban singkatnya karena bisnis yang bertahan lama dibangun dengan standar kualitas yang terukur. Maknanya, setiap pekerjaan mesti jelas standarnya untuk mudah dievaluasi dan dilakukan perbaikan setiap saat.
Sayangnya, banyak pelaku bisnis yang menyepelekan SOPÂ atau bahkan sama sekali tidak menerapkannya. Perlahan bisnis berjalan buruk karena standar pelayanan tidak sama dan antisipasi masalah tidak terencana.
Pada kasus usaha fotokopi yang saya ceritakan di atas, SOP sama sekali nihil. Jika ini  terjadi berulangkali pada pelanggan berbeda, maka konsekuensinya mereka akan kehilangan trust atau kepercayaan.Â
Kepercayaan pelanggan dibangun dengan standar kerja yang baik dan terukur. Kalau SOPÂ tidak berjalan, calon pelanggan malah lari ke tempat lain yang lebih baik tentunya.Â
Membangun bisnis dengan kualitas sama artinya membuat visi jangka panjang. Bukan sekedar fokus pada profit, tapi selalu memperbaiki kinerja dan kualitas pelayanan. Pelanggan puas, profit juga naik dengan sendirinya.Â
Bisnis kuliner bisa meraup untung tinggi manakala pelayanannya cepat, rasa makanan terjaga dan harga yang dipatok layak. Namun, jika standar pelayanan tidak tertulis dan dijalankan seadanya, bukan mustahil rasa berubah dan pelanggan kecewa.
Begitulah yang sering terjadi. Awal buka begitu meriah dengan puluhan papan bunga, lalu tahun kedua mulai mengecewakan lidah pengunjung dan akhirnya kehilangan kepercayaan. Trust itu mahal harganya, kawan!
Intinya, membangun bisnis bukan perkara modal semata, buatlah visi yang jelas sejak awal. Tuliskan standar kerja dan jalankan sebaik mungkin. Jangan mempercayakan bisnis pada orang yang tidak disiplin ingin kualitas terjaga.
Banyak pelaku bisnis yang tergiur profit besar, lalu mempercayakan orang lain yang tidak kompeten. Apa jadinya? standar kerja berubah, pelayanan memburuk, dan pelanggan pergi.
Lantas, kemana hendak dicari orang yang jujur?