Lantas, nilai kejujuran dipertaruhkan untuk mencapai poin yang diharapkan. Kalau bakat menulis tidak ada ditambah sifat malas yang mendarah daging, siapa yang kemudian menjadi ghost writer untuk memupuk bakat agar terlihat sebagai penulis utama?
Ya, lahirlah jurnal predator dengan bakat terpendam. Asal harga cocok, persyaratan bisa dibahas di belakang. Lagipula, cara instan sama-sama melibatkan aktor dengan prinsip hidup yang sama. Uang ada, nama siapa saja bisa disulap menjadi penulis bayangan.
Urusan malu nanti saja. Demi jabatan yang dikejar, lupakan dulu prinsip hidup yang benar. Ah, bagaimana nasib mahasiswa di bawah bimbingan dosen tipe instan ini. Apakah mereka kelak melanjutkan nilai yang sama?