Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kenapa Indonesia Tidak Fokus Membangun Perusahaan Semikonduktor?

15 Mei 2024   18:41 Diperbarui: 15 Mei 2024   18:44 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chipset produksi luar negeri|kompas.com

Bagaimana jika Indonesia membangun perusahaan semikonduktor, lalu keuntungannya dipakai untuk menopang APBN. Tidak mustahil, kedepannya Indonesia mampu bersaing dalam hal ekonomi.

Semikonduktor adalah peluang untuk membangun kekuatan dalam negeri sekaligus meningkatkan kapasitas produksi smartphone canggih, laptop atau pesawat buatan anak bangsa. 

Siapa tahu kedepannya Indonesia dapat memproduksi mobil listrik dengan chip dan baterai buatan sendiri. Merakit drone tercanggih seperti Turki dan pesawat tempur yang dipakai untuk menjaga keamanan negara.

Samsung melalui bisnis semikonduktornya mendapat profit sampai 3000 trilyun Rupiah tahun 2022 dengan total karyawan mendekati angka 300 ribu orang tersebar di 74 negara. 

Korea Selatan adalah negara kecil, tapi mampu menguasai dunia dengan perusahaan semikonduktor. Hasil alamnya tidak semelimpah Indonesia. Kenapa mereka bisa maju dan melesat jauh ?

Seharusnya Indonesia memiliki kapasitas sebagai global player, bukan lagi fokus pada impor beras. Ladang cocok tanam begitu luas, namun beras masih impor sampai sekarang. 

India yang penduduknya milyaran sudah mampu ekspor beras. Masak Indonesia ga malu impor terus tiap tahun. Alasannya defisir melulu, sih? 

kapan Indonesia berhenti nebang hutan dan fokus membangun perusahaan semikonduktor?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun