Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Hakikat Bersyukur bagi Seorang Muslim

11 Maret 2024   23:24 Diperbarui: 11 Maret 2024   23:26 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersyukur bukanlah sembarang kata. Memahami makna syukur ibarat menyelami lautan, dalamnya tak terhingga. Bagi seorang muslim, bersyukur selayaknya dijadikan sebuah kebiasaan dalam keseharian.

Apa yang seharusnya kita syukuri dalam hidup ini?

Sebelum menyelam lebih dalam, awali dengan bersyukur akan nikmat iman yang kita dapatkan. Suatu kali seorang guru ngaji bertutur bahwa nikmat yang wajib disyukuri pertama kali bagi seorang muslim adalah nikmat iman.

Kenapa?

Karena dengan nikmat iman yang Allah berikan kepada kita keberkahan dalam hidup dapat kita peroleh. Seorang muslim dengan iman yang ia bawa serta dalam hidup seperti membawa cahaya dalam kegelapan.

Hidup seorang muslim, sehat dan sakit, cita atau duka, semuanya wajib disyukuri. Makanya, sebelum bersyukur yang lain, mulailah dengan mensyukur keimanan yang Allah titipkan dalam roh kita. 

Kita semua terlahir dalam rahim ibu yang berbeda-beda. Nikmat kehidupan sudah Allah berikan sejak di dalam rahim melalui seorang ibu yang mengandung kita. 

Apapun yang kita butuhkan telah Allah cukupkan dalam kandungan. Makanan, minuman, serta oksigen disuplai melalui tali pusar. Belum lagi keajaiban air ketuban yang melindungi janin dari benturan.

Apakah semua nikmat ini pernah kita syukuri sejak lahir?

Seorang muslim sudah sepatutnya bersyukur dengan iman yang melekat padanya. Dengan iman, segala ibadah akan bermakna pada hari akhirat. Dengan iman pula kita akan kembali pulang kepada Allah.

Bukankah perkara yang paling ditakutkan oleh seorang muslim adalah rusaknya iman atau meninggal dalam keadaan tidak membawa iman.

Semua kita yang lahir sebagai muslim otomatis membawa iman tanpa harus diikrarkan. Namun, tidak semua muslim otomatis membawa iman ketika meninggalkan alam ini.

Iman itu mahal sekali harganya. Kalau kita tidak mensyukuri nikmat iman, maka kehidupan kita sama sekali tidak bermakna. Ibarat buih di lautan, terlihat banyak akan tetapi mudah sekali disapu air laut. 

Seorang muslim hendaknya membawa rasa syukur dalam hidupnya. Kehidupan seorang muslim tidak pernah sedetikpun terlepas dari rasa syukur. 

Dari tertutupnya mata sampai terbuka kembali, begitu banyak nikmat yang luput dari perhatian kita. Contoh kecil, nikmat bernafas ketika sehat. Berapa harganya? seberapa sering kita bersyukur?

Nikmat lidah yang kita gunakan untuk mengecap makanan. Bagaimana rasanya makan tanpa lidah? sehari saja kita sakit dan kehilangan kemampuan mengecap makanan, maka semua terasa hambar. Tidak peduli seberapa mahal makanan yang kita beli.

Ketika berjalan kita sering lupa dengan kedua kaki. Padahal sedikit saja urat saraf terjepit, kemampuan bergerak bisa hilang. Lantas, berapa biaya yang harus kita keluarkan untuk sekedar membetulkan kembali saraf-saraf halus tersebut?

Bukankah semua organ tubuh yang kita miliki adalah nikmat yang patut kita syukuri setiap hari?

Oleh karena itu, hidup seorang muslim selalu senantiasi dalam keadaan bersyukur. Musibah yang Allah titipkan bagi hambanya juga bagian dari nikmat yang wajib disyukuri. 

Meskipun demikian, kita seringkali sekedar bersyukur dikala senang tapi gelisah ketika ditimpa musibah. Pada kenyataannya, Allah menjadikan musibah untuk menolong hambanya.

Menolong dari kemungkinan rusaknya iman dengan perilaku buruk kita yang tidak kita sadari. Musibah adalah cara Allah memberi kasih sayang kepada hambanya. Dengan bersyukur ketika ditimpa musibah, Allah menaikkan derajat seorang hamba. 

Bersyukur kadangkala dilakukan beriringan dengan sabar. Seorang muslim pandai bersyukur dengan nikmat dan tidak lupa bersyukur kala musibah menghampiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun