Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Banyak Petugas KKPS Meninggal, Kenapa Tidak Pakai Sistem Pemilu Virtual?

19 Februari 2024   15:25 Diperbarui: 19 Februari 2024   15:26 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumlah anggaran untuk mencetak kertas suara sungguh GILA. Itu barangkali uang rakyat untuk makan setahun. Bukankah itu pemborosan anggaran dalam kebodohan?

Padahal, dengan membuat kertas suara virtual, anggaran kertas suara, bilik suara, dan spanduk bisa dialihkan ke hal yang lebih bermanfaat. 

Coba ya, bayangkan sejenak saja! 

Kita sebagai calon pemilih tinggal buka aplikasi COBLOS, lalu lihat siapa yang mau dipilih, dan tentukan pilihan dalam waktu singkat. Tinggal mekanismenya saja dipastikan dan diperjelas dari awal. 

Ilustrasinya begini! 

Satu bulan sebelum pemilu, seluruh masyarakat yang sudah terverifikasi diberi akses melihat siapa saja calon yang berhak dipilih. Namun, fitur pencoblosan ditiadakan di aplikasi dan baru dibuka di hari H saat pemilu. 

Jadi, calon pemilih tidak lagi buta dengan siapa yang akan dipilih karena waktu untuk melihat, menilai, dan memutuskan sangat cukup. 

Bayangkan mekanisme coblos manual saat ini. Pemilih bahkan dibuat bingung untuk milih siapa dalam bilik yang sempit dengan kertas suara yang begitu besar. 

Akhirnya, suara melayang pada calon-calon yang tidak pantas. Kenapa? karena banyak pemilih yang tidak mau buang-buang waktu melihat kandidat satu persatu dalam bilik suara yang sempit. 

Berbeda ketika kandidat sudah terlebih dahulu terseleksi melalui aplikasi, nyoblos lebih cepat dan pilihan jauh lebih akurat. 

Kertas suara manual yang besar bukan hanya makan tempat, tapi juga makan korban. Petugas KPPS harus mengangkat kotak suara, memindahkan, dan membuka berulang kali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun