Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Konsep Waralaba Chick-fil-A yang Dapat Ditiru Pengusaha Lokal

20 November 2023   12:22 Diperbarui: 20 November 2023   15:11 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chick-fil-A|https://www.southernliving.com/

Sejenak saat menemani anak membeli buku, saya melihat sesuatu yang berbeda ketika memasuki area toko buku. Lambang KFC berwarna merah membawa pikiran saya pada sebuah  franchise ayam terbesar di dunia, yaitu Kentucky Fried Chicken. 

KFC yang satu ini berbeda, yakni Kutaradja Fried Chicken, sebuah merek waralaba dengan konsep lokal. Menu utamanya tetap ayam, tapi bumbu yang dipakai dipadukan dengan rempah lokal.

Harga jelas lebih terjangkau dan hemat kantong. Sejauh pantauan saya dalam beberapa tahun ke belakang, KFC konsep lokal ini sudah melebarkan sayap ke beberapa area yang berbeda dengan jumlah waralaba taksiran melebihi angka 10 di dalam kawasan kota. 

Nah, satu hal yang tidak luput dari pantauan saya kemarin yaitu konsep drive thru yang meniru cara berjualan KFC. It's something different!. ya, saya baru saja melihat waralaba lokal dengan konsep asing.

KFC drive thru|https://aceh.antaranews.com/
KFC drive thru|https://aceh.antaranews.com/

Letak toko buku yang memang berada di area pusat kota menjadi pilihan menguntungkan. Terlihat dua sejoli sedang menghabiskan dua potong ayam di pintu masuk toko buku ketika saya hendak menuju ke dalam.

KFC dengan konsep lokal perlahan tapi pasti sudah mampu bersaing dengan gempuran waralaba asing. Rasa dan harga KFC lokal terbukti berhasil menggaet banyak pengunjung. Cabang baru di beberapa lokasi berbeda juga memperlihatkan keseriusan pemiliknya untuk melebarkan sayap.

KFC lokal ini tidak hanya melebarkan sayap di kawasan kota Banda Aceh, bahkan pinggiran kota seperti Aceh Besar juga tak luput dari jangkauan peta bisnis pengusaha lokal.

Menu bervariasi dengan memadukan jenis makanan yang cocok dengan lidah lokal memberi nilai tambah. Ayam goreng, ayam cabe hijau, ayam lada htam, ayam geprek adalah jenis menu yang lumayan disukai banyak pembeli.

Salah satu cabang KFC lokal | Dokpri
Salah satu cabang KFC lokal | Dokpri

Tidak heran, singkatan KFC mulai tertanam di benak pembeli. Jika dulunya KFC asli adalah pemain inti, kini tidak lagi. Kutaradja Fried Chicken sudah mulai masuk ke alam bawah sadar pelanggan.

Walaupun konsep interior bangunan tidak 100% menyamai pola jualan Kentucky, namun variasi menu dan harga yang lebih terjangkau mampu menghipnotis pembeli. 

Rata-rata pembeli juga tergolong masyarakat kelas menengah ke bawah. Daripada harus pergi ke KFC yang harganya sulit dijangkau bagi sebagian kalangan, kenapa tidak mampir di gerai lokal saja. Toh, menunya juga ayam dan rasanya tidak jauh beda. 

Akankah waralaba lokal dapat menggeser produk asing ?

Jika konsep jualan dapat mengintegrasikan rempah lokal, bukan mustahil pelanggan lebih melirik produk lokal. Namun dari itu, pola pelayanan juga mestilah ramah dan murah senyum. Pelanggan bukan hanya terpicut oleh harga murah semata, cara memperlakukan pelanggan harus meninggalkan kenangan baik di memori.

Konsep waralaba yang meniru gaya jualan franchise besar merupakan ide kreatif. Keuntungan yang diperoleh langsung masuk di kantong pengusaha lokal dan pajaknya bisa berefek pada sumber PAD daerah setempat.

Ketergatungan pada produk asing memang sedikit demi sedikit dapat diputus melalui ide kreatif pengusaha lokal. Sebagaimana Kutaradja Fried Chicken, konsep ini mulai merambah pada mini market bertema lokal. 

Ekonomi negara jauh lebih kuat dan sehat jika mengedepankan produk lokal ketimbang asing. Terutama dalam bidang kuliner, keberadaan berbagai rempah daerah jelas memberi keuntungan yang tidak mampu dicapai produk asing.

Produk makanan selevel Indofood saja sudah mulai mengambil istilah lokal untuk bisa mendongkrak penjualan ke banyak wilayah. Sebut saja Indo Mie yang melebel nama Mie Goreng Aceh sebagai usaha meraup keuntungan lebih besar.

Walaupun pada kenyataannya, rasa Mie Goreng Aceh sama sekali tidak bisa menyamai mie aceh dengan bumbu asli khas aceh. Tetap saja, ide sebuah produk dengan pendekatan kuliner lokal efektif untuk mendapat keuntungan besar. 

Waralaba lokal akan mampu bersaing dengan produk asing jika kebijakan pemerintah mempermudah dan mendukung karya anak bangsa. Kalau tidak, perjalanan waralaba atau gerai kuliner lokal hanya bertahan di level bawah. 

Chick-fil-A vs KFC

Di Amerika sendiri gerai KFC masih berada di angka pertengahan, produk ayam serupa dengan nama Chick-fil-A jauh lebih tersohor. Terobosan yag dilakukan pihak Chick-fil-A jauh lebih unggul ketimbang KFC.

Masuk dalam katagori gerai ayam dengan pola restauran, Chick-fil-A sudah memiliki gerai di angka empat ribu di 48 negara bagian Amerika. Berbeda dengan KFC, khusus hari minggu gerai mereka tutup untuk menghormati hari ibadah umat kristen.

Makanya, konsep berjualan Chick-fil-A yang menghargai hari ibadah dan perlakuan ramah pada pelanggan membuka pintu kesuksesan lebih lebar. 

Slogan jualan mereka adalah "We Didn't Invent the Chicken, Just the Chicken Sandwich". Chick-fil-A dipercaya sebagai pelopor penjual ayam sandwich di Amerika. 

Pendapatan Chick-fil-A menyentuh angka 11 milyar di tahun 2019 di seluruh Amerika. Pada tahun 2023, penjualan keseluruhan mencapai angka 19 milyar Dolar dengan profit 8.9 juta Dolar/gerai drive thru. Gila, bukan?

Chick-fil-A mampu menjual empat kali lebih banyak dari KFC setiap tahunnya. Sebagai contoh, tahun 2016 keuntungan Chick-fil-A 4.4 juta Dolar, sementara KFC hanya 1.1 juta Dolar di tahun yang sama. Itu keuntungan dari satu restauran saja loh. 

Jadi, walaupun secara jumlah gerai Chick-fil-A kalah dibanding pesaing semisal McDonald's yang sudah lebih dikenal banyak orang. Keuntungan Chick-fil-A masih jauh lebih besar walaupun hanya buka 6 hari/minggu. 

Padahal, jumlah gerai McDonald's lebih dari 14 ribu, sedangkan Chick-fil-A hanya 2.429 terhitung sampai 2022. Lantas, kenapa keuntungan Chick-fil-A jauh lebih besar?

Ternyata, konsep waktu yang diaplikasikan Chick-fil-A jauh lebih efektif. Mobil yang melaju pada jalur drive thru tidak memakan waktu lama, bahkan KFC berada di urutan ke 8 dalam hal kecepatan pelayanan per pelanggang. 

McDonald's sendiri belum mampu menyaingi Chick-fil-A untuk melayani pelanggan. Mereka masih berada di urutan kedua walau hanya selisih detik/pelanggan.

Begitulah cara meraup keuntungan lebih besar. Layani pelanggan dengan cepat dan hindari menghabiskan waktu untuk bertanya hal tidak perlu. Chick-fil-A menunjukkan satu rahasia besar yaitu SPEED.

Dengan ketangkasan, seorang pelayan mampu menangani pelanggan lebih banyak. Gerai makanan bukan hanya soal rasa dan variasi menu, kecepatan dalam pelayanan menjadi tolak ukur pendapatan jangka panjang.

Ada satu kelebihan lain yang diterapkan Chick-fil-A kepada para pekerjanya. Dikutip dari Bussiness Insider "Chick-fil-A says its service is so consistent because it invests more than other companies in training its employees and helping them advance their careers — regardless of whether those careers are in fast food.

Nah, dalam hal pelayanan, Chick-fil-A memegang nilai konsisten pada pelatihan para pekerja. Mereka tidak pelit untuk menggelontorkan uang untuk terus mengadakan pelatihan bagi pekerja untuk melangkah ke karir yang lebih tinggi.

Itulah mengapa setiap pekerja di Chick-fil-A benar-benar terukur dalam hal ketangkasan melayani pelanggan dengan latar belakang berbeda. Tidak masalah siapa yang mereka layani, setiap pekerja menerapkan pola yang sama dan kecepatan yang sama pula. 

Intinya, untuk melebarkan sayap, konsep waralaba sebaiknya mentikberatkan cara dan tehnik berjualan yang terukur dengan mengedepankan kecepatan dan pastinya keramahtamahan. 

Produk boleh sama, tapi emosi yang dibawa pulang wajib berbeda.

 

Referensi 

1. Chick-fil-A Nearing $19 Billion in Sales [baca disini]

2. Why Chick-fil-A's restaurants sell 4 times as much as KFC's [baca disini]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun