Ada yang salah dengan pola hidup selama ini! jangan heran, pengeluaran malah meningkat tapi kesehatan menurun. Rumah yang secara alamiah bisa mendatangkan kesehatan, eh dengan mudahnya menjadi sarang penyakit.
Konsumsi makanan sehat keluarga sebenarnya mudah dipetakan. Suami dan istri perlu membuat blueprint hidup sehat dengan standar makanan yang dijadikan pegangan bagi anggota keluarga.Â
Namun dari itu, seorang suami harus memahami apa itu standar makanan sehat dan bagaimana memberlakukan dalam rumah. Awal dengan sama-sama mempelajari sistem kerja organ tubuh dan jenis sayuran apa yang efektif meningkatkan kinerja organ.Â
Dengan cara ini, jenis makanan sehat yang bervariasi akan mudah dihidangkan di atas meja makan setiap hari. Anggota keluarga diajak untuk hidup pada standar yang sama.
Jajanan yang tidak sehat juga dengan sendirinya mampu dihindari saat standar hidup sehat dipahami dalam keadaan utuh oleh semua anggota keluarga. Alhasil, pola pikir sehat juga merasuki jiwa penghuni rumah.Â
Intinya, kebutuhan pangan sampai kapan pun bisa disiati oleh keluarga. Sejauh pola hidup sehat dijalankan oleh penghuni rumah, lahan kecil bisa disulap untuk sumber sayuran sehat sehari-hari.
Lahan pertanian di setiap desa juga sangat bisa mencukupi kebutuhan mingguan jika mampu dirubah menjadi aset aktif. Bahkan, saat bersamaan, sumber ekonomi masyarakat desa menjadi lebih terbuka lebar.
Intinya, masalah yang dihadapi bukan pada ketidakcukupan sumber pangan, namun lebih pada ketidakmampuan pemerintah menganalisa pola konsumsi masyarakat dan memetakannya dengan baik.
Pada skala terkecil, pola hidup sehat dan standar hidup keluarga sangat menentukan seberapa banyak pangan lokal yang harus diproduksi dan seberapa positif perputaran uang pada lingkup petani.Â
Jangan sampai, pemerintah fokus pada ketersediaan pangan, namun tidak mampu mensejahterakan kehidupan petani. Padahal, dengan pola konsumsi pangan yang sehat seluruh keluarga di Indonesia, kehidupan petani juga membaik. Bukankah seharusnya demikian?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H