Ketika suatu saat terdesar, kebiasaan memasak yang diwarisi menjadi senjata penyelamat. Saat istri sakit, siapa yang kemudian diandalkan untuk memasak? apakah harus selalu memesan makanan di luar?
Nah, menghidupkan tradisi makan bersama jelas sesuatu yang bermanfaat. Anak bisa lebih dekat bersama keluarga dan komunikasi akan terjalin aktif di meja makan. Syaratnya, matikan HP! no phone while eating.
3. Ajak Anak Belanja Bersama
Ayah dan ibu, seberapa seringkah anda mengajak anak berbelanja ke pasar? mungkin jawabannya SANGAT JARANG!. padahal, mengajak anak belanja ke pasar tradisional memberi pelajaran berharga bagi mereka yang akan diingat seumur hidupnya.
Di pasar, anak bisa diajak untuk mengenal sayur-sayuran yang menyehatkan tubuh dan mengetahui harga masing-masing sayuran. Jadi, anak sedari kecil sudah perlahan memahami 'harga' hidup sehat.
Jelas ini bukan hal mudah! orangtua mungkin tidak mau repot dan terlihat ribet. Namun, hidup sehat memang perlu diajarkan dari kebiasaan yang positif dengan berinteraksi langsung mengenalkan sayuran, buah-buahan dan bumbu masak.
Terdengar simpel, bukan?
Kembali pada pertanyaan awal, berapa banyak orangtua yang mau melibatkan anak ketika berbelanja. Saya sendiri ketika ke pasar tradisional, yang sering terlihat adalah kaum emak-emak saja, hanya sebagian kecil saja kaum pria yang tertarik ke pasar.Â
Bagaimana dengan pemandangan orangtua berbelanja bersama anak? jika pun ada, persentasenya sangat-sangat KECIL. Ini menggambarkan bagaimana pola hidup sehat yang boleh jadi tidak lagi terwariskan kepada anak pada banyak keluarga.Â
Akhir Kata
Sebagai penutup tulisan ini, saya mengajak para orangtua untuk lebih sering menghidupkan dapur dan mengajarkan anak tentang nilai kesehatan.
Libatkan anak ketika di dapur agar mereka paham cara memproses makanan. Ketika makan, biasakan untuk tidak memegang smartphone. Orangtua harus terlebih dahulu memberi contoh agar anak meniru.Â