Anggaplah ada tiga jenis laptop A, B, dan C. Masing-masing jenis dihargai sesuai keunggulan fitur yang dimiliki.
Walaupun harga bervariasi, kategori pembeli juga pasti berbeda. Maknanya, pembeli dengan budget terbatas bisa memilih, katakanlah, laptop A dengan fitur lebih rendah dan pembeli menengah ke atas bisa memilih harga yang sesuai dengan fitur yang diinginkan.
Jadi, sebuah produk yang hanya terbatas pada satu jenis harga akan condong sulit menemukan jumlah konsumen yang relevan. Dengan kata lain, penjualan produk sulit untuk naik.
Perlu diingat, hindari menentukan varian harga yang terlalu banyak karena menyebabkan calon pembeli bingung untuk memilih. Tiga varian harga dengan perbedaan jelas jauh lebih baik dibandingakan lima varian harga yang relatif sama secara fitur antar produk.
Intinya, tujuan varian harga pada sebuah produk adalah untuk menciptakan daya beli tinggi dari jenis pembeli dengan latar belakang berbeda.
Sederhananya, jika Anda masuk ke sebuah toko laptop, lalu menemukan produk terbatas, maka secara logika hasrat untuk membeli akan berkurang dan pastinya mencoba untuk mencari di toko yang lain.
Kunci dari prinsip kedua ini yaitu, berusaha untuk menanyakan apa yang diinginkan calon pembeli dan menghindari untuk memaksa mereka membeli produk atau jasa.
Banyak bisnis yang salah menentukan strategi penjualan, akhirnya mereka sangat fokus pada penjualan dan terkesan terlalu memaksa calon pembeli untuk melakukan transaksi dari jenis barang yang ditawarkan. Akhirnya, calon pembeli malah lari ke tempat lain.
3. Membuat Harga Paket
Pernah melihat fitur Join pada YouTube? Atau fitur berlangganan pada sebuah produk? Kita ambil contoh paling simpel saja di fitur akun berlangganan Premium pada sebuah produk digital.
Kira-kira, kenapa harus ada tombol berlangganan Premium?
Inilah strategi penentuan harga ketiga. Sebuah produk akan lebih menguntungkan jika berpegang pada prinsip fewer sales, but more revenue.
Maksudnya bagaimana?