Saya akan memberi satu contoh, anggaplah ada seseorang bernama Andri, ia terkena PHK oleh sebuah kantor, lalu seketika muncul ide membuka bisnis kuliner.
Nah, dia tidak punya bakat memasak, namun memiliki semangat tinggi. Apakah sudah siap untuk terjun ke dunia bisnis, jawabannya SUDAH.
Akan tetapi, itu belum cukup sebagai modal berbisnis. Selain uang sebagai modal, harus ada konsep yang unik. Konsep bisnis kuliner yang mengandung unsur value. Sekarang, apa makna value dalam konteks bisnis?
Value adalah sesuatu yang diinginkan atau yang berharga yang muncul dari proses transaksi atau usaha. Dalam konteks bisnis, value mudah dipahami sebagai cara menolong orang.Â
Ketika membuka sebuah bisnis, katakanlah usaha kuliner, perlu dilandasi sebuah value yang hadir dalam makanan dan minuman. Jadi, bukan hanya sekedar ikut-ikutan orang lain.
Makanya, kita sering melihat bisnis kuliner yang gulung tikar hanya dalam satu tahun. Sebabnya, tidak ada value yang ditawarkan pada konsumen. Mereka condong berpikir profit dan lupa akan hal yang lebih penting.
Kembali ke cerita, Andri yang tidak punya pengalaman berbisnis, langsung saja menghamburkan uang untuk membuka usaha makanan yang ia taksir bisa menguntungkan.Â
Tanpa perhitungan, ia membeli peralatan masak dan beberapa perlekangkapan lain sebagai penunjang. Sebuah toko sederhana juga langsung ia sewa dari pemilik yang baru dikenalnya.Â
Singkat cerita, dengan dua orang koki yang berhasil didapat dari referensi teman, ia tancap gas. Hari pertama, kedua dan ketiga terlihat beberapa pengunjung datang membeli.Â
Banyak yang terlihat antusias mencoba karena iklan yang terpampang terkesan menggiurkan "Beli tiga, makan empat". Soal rasa tidak terlalu dihiraukan.