Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Pelajari Manfaat Financial Check Up untuk Keluarga

29 Desember 2022   23:51 Diperbarui: 3 Januari 2023   23:20 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perencanaan keuangan keluarga | freepik.com

Pengeluaran harian mungkin saja bukan sesuatu yang penting bagi sebagian orang, namun kebiasaan menghabiskan uang pada hal-hal kecil jika tidak dianalisa akan menjadi bumerang nantinya.

Bagi orang dengan penghasilan di atas rata-rata, mengeluarkan uang tanpa catatan boleh saja tidak berdampak besar, lain halnya pada golongan kelas menengah ke bawah.

Kekhawatiran akan resesi ekonomi bukan sebuah masalah jika saja individu mampu mengatur keuangan dengan baik. Apa akar masalah dari masalah finansial? 

Salah satunya adalah kemampuan mengelola uang dengan benar. Nah, disadari atau tidak ini juga berakar pada lemahnya pemahaman literasi finansial pada banyak keluarga.

Income vs Expense

Pengetahuan dasar akan perbedaan antara pendapatan (income) dan pengeluaran (expense) sangatlah perlu dipahami dengan baik.

Sebuah keluarga tanpa membangun pondasi pemahaman antara income dan expense tentu saja lebih berisiko mengalami masalah finansial.

Income

Income bisa terbagi dua: active income dan passive income. Yang satunya identik dengan pendapatan rutin bersebab bekerja (active), sementara satunya lagi berasal dari pemasukan yang terus diterima walaupun tidak lagi bekerja (passive).

Kedua jalur income ini membutuhkan skil berbeda. Pada umumnya orang bergantung pada pekerjaan untuk memperoleh active income, lain halnya untuk passive income yang bisa diperoleh dengan tanpa harus bekerja secara fisik.

Contoh kecil, orang yang bekerja kantoran, pegawai kontrak, pegawai pemerintah masuk dalam katagori active income. Sedangkan investasi berbetuk saham, franchise, bisnis yang sudah memiliki sistem umumnya menghasilkan passive income. 

Expense

Adapun expense setidaknya terbagi ke dalam tiga bagian: fixed expense, savings expense, dan variable costs. Yuk kita bahas lebih detail perbedaan ketiganya.

Fixed expense adalah pengeluaran yang jumlahnya tidak berubah, jikapun ada perubahan terjadi secara berkala. Contohnya, harga sewa rumah, pembayaran listrik/air, dan pembayaran kredit pinjaman berupa motor, mobil, rumah, dll.

Lalu, apa itu savings expense? 

Tentu semua kita paham makna kata savings, yaitu tabungan. Meskipun demikian, berbeda dengan fixed expense, ketika berbicara tentang savings expense, ada dua hal yang harus dipahami. 

Pertama, tabungan uang yang tidak beraturan (irregular savings) bisa berupa pajak properti, asuransi rumah atau kendaraan, dan perbaikan kendaraan seperti biaya servis, dll.

Kenapa semua ini masuk dalam tabungan? Jawabannya, karena harus ada alokasi budget uang untuk dipersiapkan membayar tagihan yang akan datang di waktu yang berbeda pada tanggal tenggat waktu pembayaran.

Kedua, goal-oriented savings, yaitu simpanan atau tabungan yang dipersiapkan untuk pensiun, dana pendidikan, liburan, atau dana darurat. Kesemua ini membutuhkan target yang diawali dengan goal.

Ketiga, variable costs yang mengacu pada pengeluaran harian/mingguan/bulanan yang seringnya terjadi ketika berbelanja. Apa saja yang termasuk kedalam variable costs? Uang transport berupa bensin, belanja kebutuhan rumah, makan dan minum, kebutuhan untuk membeli obat, uang buku, dll.

Kata variable merujuk pada jenis pengeluaran yang berbeda-beda tergantung kategori yang ingin dijadikan sebagai variabel, baik itu uang makan, pendidikan, atau kesehatan.

Tips Mengatur Keuangan

Setelah memahami perbedaan dasar antara income dan expense dengan benar, maka tahap selanjutnya adalah mengetahui cara mengatur uang. 

Namun, sebelum kita paham cara mengatur uang, terlebih dahulu pelajari cara menganalisa expense. Kenapa ini dianggap penting? Karena seseorang tetap akan menghamburkan uang jika belum mengetahui secara pasti kemana pengeluaran hariannya.

Analisa pengeluaran harian/mingguan/bulanan

Dari setiap jenis expense di atas, cobalah untuk mencatat kemana saja uang keluar. Misalnya, setiap hari berapa uang makan, minum, membeli kue, uang transportasi yang dihabiskan.

Catat apapun pengeluaran dengan klasifikasi yang benar. Pastinya uang bensin hanya sekali atau dua kali dalam seminggu, sementara pengeluaran belanja dapur bisa saja satu kali dalam seminggu.

Setiap keluarga punya jenis pengeluaran berbeda dan waktu transaksi yang tidak sama. Intinya, sekecil apapun pengeluaran, catat semuanya tanpa ketinggalan.

Tujuan dari mencatat semua jenis pengeluaran adalah untuk mengetahui kebiasaan menghabiskan uang. Dengan kata lain, pada tahap ini yang ingin dilihat adalah sebuah pattern atau pola.

Seberapa lama harus dicatat? Setidaknya catat setiap expense selama tiga bulan berturut-turut. Kenapa? Karena sebuah pola kebiasaan akan terbaca dalam 90 hari transaksi.

Dengan pola yang berhasil kita analisa, nantinya akan sangat mudah melihat jalur uang keluar, jenis pengeluaran, jumlah dan seberapa sering terjadi.

Klasifikasi Pengeluaran

Jika sudah melakukan catatan pengeluaran, tahap selanjutnya adalah membuat jenis expense dengan benar. Contohnya, uang bensin, transportasi online  masuk dalam pengeluaran transportasi.

Sedangkan, sayur mayur, minyak goreng, ikan, tahu tempe, masuk dalam kategori kebutuhan rumah tangga, termasuk di dalamnya gas elpiji. Namun, biaya listrik atau iuran air bersih bulanan bisa dibuat terpisah jika memang diperlukan, walaupun masih masuk kategori kebutuhan rumah tangga.

Jenis pengeluaran bisa disesuaikan atau dikelompokkan berdasarkan klasifikasinya. Tidak ada aturan baku disini, tujuannya hanya untuk mempermudah pengelompokan agar tidak terlalu banyak.

Kesimpulan

Pada tahap ketiga, dari data yang sudah ada maka jelas akan terbaca kemana uang dihabiskan selama satu bulan. Disini akan terlihat arus uang keluar dengan gambaran angka yang tepat dan akurat.

Dengan angka yang didapat tentunya mudah membuat satu kesimpulan nyata. Misalnya, jenis pengeluaran apa yang paling besar dalam seminggu, berapa porsi uang transportasi, berapa pengeluaran ikan, sayur, atau lainnya.

Angka yang didapat bukan hanya sebatas hitungan semata, darisini sebuah keluarga bisa membangun asumsi yang terarah akan kebiasaan menghabiskan uang, apakah terlalu boros dalam hal uang makan atau terlalu sering belanja pakaian.

Manfaat dari kesimpulan ini yaitu menjadi pegangan bagi kepala keluarga untuk bisa membuat budget yang sesuai terhadap jenis keperluan dalam keluarga.

Dari kesimpulan yang didapat, seorang ayah bisa bernegosiasi dengan istri untuk mengurangi uang belanja jika dirasa berlebihan, atau seorang istri bisa menegur suami jika kedapatan uang rokok melebihi uang belanja.

Ya, pada dasarnya semua bisa dipelajari, dirumuskan bersama dan tentunya disepakati oleh keduanya. Suami dan istri bisa mengatur keuangan dengan pengetahuan income dan expense yang baik.

Selain itu, pemborosan uang bisa diantisipasi dari awal jauh sebelum keuangan keluarga bermasalah. Bisa saja uang jajan anak selama ini terlalu banyak, biasanya ini tidak akan terbaca jika tidak dicatat setiap hari. Kalau anak mendapat lima ribu sehari, ini bermakna 150 ribu/bulan.

Kalau saja ada tiga anak dengan pola jajan yang sama, berapa yang harus dianggarkan? Bagaimana jika jumlah jajan dikurangi dan sisanya dialokasi untuk membeli buku? Bukankah lebih bermanfaat!

Semua bisa dianggarkan dan disesuaikan dengan kebutuhan, namun butuh kemauan untuk mempelajari keuangan rumah tangga. Tak perlu ribet belajar angka yang rumit, cukup dengan hal kecil seperti yang tertulis dalam artikel ini.

Semoga bermanfaat!

Salam keuangan

Masykur

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun