Ketika seorang anak diberikan smartphone dan menghabiskan waktu berjam-jam melihat ini dan itu, dari satu video ke video lain maka kemampuan kognitifya akan terganggu.
Menariknya lagi, baik kemampuan kognitif maupun motorik diproses dari tiga bagian otak yang sama, yaitu Cerebellum, frontal lobes, Basal ganglia.Â
Bahkan, ketiga bagian otak ini bekerja sama untuk membantu tubuh bergerak yang melibatkan kemampuan atensi dan prediksi. Artinya apa? karena ketiga bagian otak ini kita mampu dengan mudah menggerakkan tangan dan kaki tanpa saling bertabrakan.
Disini, terdapat keterkaitan atara kemampuan kognitif dan motorik. Seorang bayi yang tidak terangsang secara motorik akan terganggu kemampuan kognitifnya.
Ringkasnya, ketika bayi atau anak-anak dengan mudah memegang smartphone maka konsekuensinya adalah mereka lebih sedikit mendapat rangsangan motorik dari aktifitas yang melibatkan interaksi fisik.
Lalu, perlahan tapi pasti terjadilah cognitive overload. Kenapa ini bisa terjadi? jawabannya simple! Karena anak menyerap input yang berbeda-beda secara bersamaan yang berasal dari apa yang ditonton ataupun games.
Buruknya lagi, otak anak akan kehilangan kemampuan untuk fokus pada satu hal, anak akan mudah merasa bosan ketika melakukan satu pekerjaan dan regulasi emosi terinterupsi.
Salah satu akibatnya, anak mudah sekali tantrum bersebab keinginannya tidak terpenuhi. Padahal, secara normal tantrum bisa dengan mudah diatasi jika otak anak terhubung dengan input yang baik.
Kalau anda tidak percaya, silahkan bandingkan emosi anak yang suka menonton video youtube dari smartphone atau bermain games dengan mereka yang aktif terhubung berinteraksi dengan orang tua secara fisik setiap hari.
Regulasi emosi anak yang tidak terpapar smartphone dan kualitas fungsi kognitif jauh lebih baik daripada anak-anak yang dari kecil sudah dibiarkan memegang smartphone.
Anak-anak yang sering menghabiskan waktu didepan layar smartphone akan memiliki tingkat fokus lebih rendah. Mereka ingin melakukan hal berbeda dalam waktu singkat, berpindah dari satu hal ke hal lain.