Anak mudah mengamuk, tantrum, dan rewel saat permintaannya tidak dipenuhi. Semua berawal dari cara orangtua membentuk koneksi di otak anak. Ingat dua hal: KOMUNIKASI dan INTERAKSI.
2. Berkata Negatif pada Anak
Positive words encourage cognitive brain function, while negative words activate our fight-or-flight response, which slows cognitive function.
Orangtua yang sering berkata-kata negatif akan dengan mudah membuat otak anak lemot. Kok bisa? Ya, ini memang benar. Kata-kata positif akan membuat kemampuan kognitif bekerja, sementara kata-kata negatif akan memperlambatnya.
Fungsi kognitif dimaknai dengan kemampuan berpikir. Coba bandingkan ketika, misalnya sebagai orangtua, anda berkata:
"Ayo cepat bersihin lantai kontor, itu aja ga bisa"Â
atau
"Anak pandai pasti bisa bantu ayah bersihin lantai"
Fokus pada kedua kalimat ini adalah sama MEMBERSIHKAN LANTAI, akan tetapi cara penyampaiannya berbeda, satu mengarah ke negatif, dan satunya lagi memberi kesan positif.
Kira-kira jika kita sebagai anak, mana yang lebih menggerakkan otak kita untuk mau membersihkan lantai?Â
Saya rasa jawabannya jelas. Kalimat pertama malah membuat otak tidak mau mengambil inisiatif untuk bergerak.
Nah, di sini perlu digaris bawahi bahwa kalimat-kalimat yag mengandung kata negatif membuat otak anak lebih lambat secara kognitif. Jadi, sangat wajar jika orangtua yang sering berkata-kata negatif, memiliki akan dengan otak lebih lelet.Â
Tidak percaya? Â
Silahkan buktikan sendiri. Anak-anak yang sering mendengar ucapan negatif dari orangtua di rumah akan mengalami kesulitan belajar karena bagian hippocampus tidak menyimpan memori untuk membantu anak belajar.Â