Dengan melarang anak melakukan hal-hal tertentu dengan menakuti mereka maka secara otomatis kreatifitas anak juga ikut padam. Anak akan malas mencoba karena ketakutan yang belum mereka pahami.Â
Biarkan anak mencoba berbagai jenis kegiatan agar mereka memiliki input yang berbeda yang disimpan otak. Dengan sendirinya rangkaian input ini akan menjadi database yang akan dipakai anak saat diperlukan di waktu tertentu.Â
Sebagai contoh, saat anak memecahkan kaca, usahakan untuk tidak membentak atau marah kepada mereka. Bagi anak, memecahkan kaca adalah sesuatu yang mereka lakukan bukan karena kesengajaan.
Tetaplah menatap wajah anak dengan senyum saat anak melakukan sesuatu kesalahan yang belum mereka pahami, ini bertujuan agar otak mereka tidak menyimpan memori buruk.
Jika anak dimarahi atau dibentak saat memecahkan kaca, maka pengalaman ini akan otomatis menciptakan rasa takut dalam otak mereka. Akhirnya, anak akan membenci orangtuanya.
Sebaiknya, dalam kondisi seperti ini anak tetap dipeluk dan jangan menampakkan kemarahan didepan mereka, namun berikan pemahaman bahwa memecahkan kaca itu tidak baik dan akan membahayakan mereka.Â
Memberikan pemahaman kepada anak dengan senyuman saat anak melakukan kesalahan akan memberi bekas lebih baik dalam memori anak dan mengajarkan mereka konsep baik dan buruk.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI