Contoh pelanggaran lalu lintas akan mengajari anak konsekuensi buruk jika melanggar lalu lintas. Seperti saat tidak memakai helm maka risiko terjatuh dan mengeluarkan darah dari kepala bisa terjadi.
Ketika menyeberang tidak hati-hati, kemungkinan tertabrak bisa terjadi kapan saja. Risiko ini perlu dipahami anak agar mereka tahu konsekuensi apa yang akan dialami jika melakukan sesuatu diluar aturan.
Input yang didapat anak akan menjadi pengingat layaknya fungsi alarm. Tentunya kita sebagai orangtua tidak selamanya bisa membersamai anak. Ada momen dimana anak berada sendiri dan mereka harus mampu mengambil tindakan yang tepat.
Apa yang terjadi jika di otak anak tidak ada input berlalu lintas yang baik? Yah, anak akan mengambil tindakan yang salah saat tidak bersama orang dewasa. Dan pastinya ini memiliki efek buruk yang tidak diinginkan orangtua.Â
Selagi anak masih kecil, ajarkan tata cara berjalan dengan aman dan aturan lalu lintas. Umur 2-5 tahun adalah investasi terbaik mengajari anak nilai-nilai karakter yang mereka butuhkan.Â
Mulailah dari bacaan yang bermanfaat dan terapkan dalam keseharian anak. Belilah buku-buku yang memiliki nilai karakter dan bacakan buku sebanyak mungkin kepada anak.
Perlahan tapi pasti, anak akan menyimpan informasi yang mereka dengar dan mengaitkannya dengan apa yang mereka alami. Ketika input yang anak dapat mencukupi nantinya mereka akan dengan mudah menerapkannya.
Orangtua hanya perlu memandu sambil menunjukkan hal-hal baik agar anak terarah untuk memahami bacaan dan menerapkannya dalam hidup. Mulai dengan hal-hal dasar seperti aturan berjalan di jalan umum, buang sampah pada tempatnya, makan makanan sehat dan hal-hal simpel lainnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H