Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kenapa Malas Itu Sangat Berbahaya bagi Anak?

12 Januari 2022   10:09 Diperbarui: 13 Januari 2022   09:08 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitupula dengan anak-anak yang jarang diajak beraktifitas dan condong tidak aktif alias bermalas-malasan. ini sangat berbahaya bagi otak anak.

Orangtua pemalas condong melahirkan anak dengan kebiasaan yang pasif. Hal ini menyebabkan anak menjadi pemalas sejati. Sungguh ini sangat berbahaya untuk jangka panjang.

Apa yang bisa dilakukan orangtua agar otak anak berkembang dengan baik?

Kunci untuk mendapatkan fungsi otak yang baik adalah input yang baik. Ini melibatkan semua indra manusia untuk aktif, khusunya masa 1-7 tahun.

Orangtua perlu memiliki grand design aktifitas membersamai anak sejak baru lahir. Ini tentunya tidak bisa diwakilkan ke orang lain termasuk pengasuh anak.

Lingkungan anak tinggal harus memiliki akses informasi yang baik, cara berkomunikasi dengan anak haruslah dilakukan dengan baik. Tidak berteriak dan memarahi anak dalam rumah atau diluar rumah.

Ajak anak untuk memiliki aktifitas setiap hari. Tentu ini akan membuat orangtua lelah, karena no pain no gain!. orangtua harus lebih dulu aktif agar anak juuga ikut aktif.

Jangan sampai anak tinggal didalam rumah tanpa aktifitas yang jelas. Ini akan membuat penyakit malas muncul dan bersemai dengan baik. Sebisa mungkin ajak anak aktif dan memiliki aktifitas harian yang dengan input positif. 

Ingatlah ! Orang dewasa pemalas lahir dari kebiasaan masa kecil yang pasif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun