Seharusnya, seorang customer service harus mampu 'memikat' pelanggan dengan pelayanan yang informatif di lima menit pertama.
Sikap yang tidak ramah dan jawaban yang tidak responsif membuat saya enggan memperbaiki koper. Tapi, karena alternatif lain tidak ada akhirnya saya iyakan saja dengan harga yang menurut saya mahal untuk perbaikan yang sederhana. Jika saya punya pilihan lain, sudah barang tentu saya tidak memperbaiki disana.
Sorenya saya kembali, untuk mengambil tas lainnya yang kebetulan saya titip disana karena tidak bisa dikerjakan secara cepat. Tak sengaja mata saya tertuju ke toko lain yang rupanya juga jasa perbaikan koper/tas.
Tanpa menunggu lama, saya langsung kesana dan bertanya apakah bisa memperbaiki tas yang saya bawa.Â
Di sini saya mendapati customer service yang lebih responsif dan informatif. Informasi harga yang lebih jelas dan jenis perbaikan yang ditawarkan pun lebih baik dengan pilihan alternatif.
Saya juga mendapati harga jauh lebih murah dari toko pertama, 50% harga di tempat pertama.Â
Dalam hati saya sedikit kesal kenapa tidak melihat ada toko reparasi lain disini. Yah, mungkin ini jadi pelajaran buat saya sekaligus sumber tulisan. hehe
Perbedaan harga yang mencolok dan cara menghadapi pelanggan menjadi jurang pemisah antar kedua toko ini. Yang satu hanya fokus pada product, sementara yang satunya memiliki product dan service yang baik.
Pemilik toko pertama mungkin tidak menyiapkan customer service yang handal, sehingga ini menjadi ancaman bisnis yang nyata.Â
Boleh jadi ia memiliki product yang bagus atau lengkap, tapi pintu untuk menjemput pelanggan terhalang oleh customer service yang tidak ramah.