Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Dampak yang Terjadi pada Otak jika Terlalu Sering Menggunakan Media Sosial

6 April 2021   12:53 Diperbarui: 7 April 2021   22:51 2176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayangnya, karena otak memiliki peran yang sangat kompleks, banyak hal yang belum mampu terjawab oleh ilmuan. Bahkan, jumlah koneksi di dalam otak dan kapasitas penyimpanan memori di dalam otak masih menjadi tanda tanya besar bagi ilmuan top dunia. 

Hal ini sangat wajar karena penelitian di bidang neurology tidak bisa dilakukan tanpa melibatkan manusia sebagai objek penelitian. Bahkan, di barat saja, tikus dan beberapa hewan laut menjadi dua jenis hewan favorit yang bisa dipakai untuk penelitian karena sistem sel otak yang katanya sangat identik dengan sistem sel otak manusia. 

Hal serupa juga terjadi di dunia psikologi, di mana teori-teori psikologi sebagian besar datang dari penelitian yang objeknya adalah hewan dengan tingkat kesamaan sistem organ dengan manusia. 

Penelitian seperti ini masih berlanjut di sebagian besar laboratorium tercanggih di dunia dengan melibatkan pakar di bidangnya. 

Salah satu alasan objek penelitian fisik tidak boleh melibatkan manusia adalah karena adanya kode etik penelitian yang melarang maupun membatasi penelitian yang melibatkan manusia secara langsung.

Tentu saja tidak semua kode etik ini dipatuhi, di beberapa laboratorium sangat mungkin objek manusia bisa digunakan dengan tujuan mendapatkan jawaban lebih akurat. 

Hasilnya bisa digunakan untuk sebuah inovasi teknologi atau bahkan rekayasa teori yang sebenarnya tidak diperbolehkan secara kode etik penelitian.

Mudah belum tentu bermanfaat

Jika banyak yang berkata teknologi membuat hal menjadi mudah, anggapan ini tentu benar. Tapi, perlu diingat kebenaran ini tidak mutlak membawa perubahan ke arah positif. 

Dalam penelitian otak, segala sesuatu yang dilakukan berulang akan menghasilkan memori jangka panjang dan membuat hal itu menjadi aset di bagian otak. 

Saat teknologi menghadirkan fitur kemudahan, manusia tidak lagi butuh usaha ekstra. Kemudahan ini membuat sistem informasi di otak berjalan secara tidak normal. Akibatnya, jika sering dan terbiasa menggunakan fitur yang menghadirkan kemudahan, maka dengan sendirinya fungsi otak kita akan berkurang seiring berkurangnya arus koneksi antar neuron di dalam otak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun