Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Problematika Belajar Daring di Indonesia dan Efektivitas Jangka Panjang

21 Oktober 2020   12:38 Diperbarui: 22 Oktober 2020   17:52 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, ini adalah permasalahan mendasar yang menjadi bahan analisa pembuat kebijakan untuk menghadirkan aplikasi yang bisa mempermudah proses transfer ilmu saat ini.

Saya rasa saat ini pemerintah perlu mendesain aplikasi belajar yang relevan dengan kultur belajar ditempat kita, tanpa harus bergantung kepada Zoom, Google Classroom, atau lainnya yang secara kualitas mungkin tidak menjamin kualitas output yang sesuai kebutuhan dilapangan.

Saya sangat optimis dengan hasil karya anak bangsa yang sangat mampu mendesain berbagai aplikasi yang relevan dengan kebutuhan ilmu di Indonesia. Pemerintah perlu membuat sayembara desain aplikasi belajar dengan fitur nilai-nilai kebudayaan didalamnya yang juga harus mengedepankan kebutuhan ilmu diberbagai tempat dari sudut pandang ekonomi, kultur sosial dan agama.

Kita tidak perlu terus mengikuti negara maju dengan prinsip atau pola belajar yang tidak semuanya relevan dengan kebutuhan kita. Ambil sisi positif, modifikasi, dan sesuaikan dengan apa yang dibutuhkan oleh peserta didik diberbagai daerah. Dan yang perlu dipahami, ini butuh Need analysis atau analisa kebutuhan di lapangan dengan detail tanpa faktor kepentingan politik tertentu.

Singkatnya, saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan kembali kepada pribahasa diawal tulisan ini "Dari telaga yang jernih tak akan mengalir air yang keruh".

Sudah saatnya kita memperbaiki diri agar generasi ini lebih baik dimulai dari pendidikan yang baik pula. JIka keturunan yang baik hadir dari orang-orang yang baik, Maka pendidikan yang baik tentu melahirkan generasi cemerlang. Penddidikan yang baik bukan tanggung jawab personal namun tanggung jawab bersama. Karena kita yakin jika bukan kita hari ini memperbaiki pendidikan kita maka kedepan tidak mustahil air yang jernih berubah menjadi keruh.

Satu pribahasa lain dibawah ini juga mengajarkan kita banyak hal.

Berguru kepalang ajar bagai bunga kembang tak jadi

Arti pribahasa diatas adalah mempelajari ilmu setengah-setengah tidak akan membawa manfaat. Sekali lagi saya hanya ingin merefleksi output pendidikan kita yang selama ini kelihatannya seperti trials and errors. Hari ini mungkin kita lupa bahwa prioritas kita sudah keluar dari rel manfaat dan beralih kepada asas Kualitas.

Bisa jadi karena ini kita tidak lagi mendapatkan manfaat ilmu dari orang-orang pandai karena niat yang sudah berubah. Jangan sampai kita kedepan hanya akan melihat gedung institusi pendidikan yang mewah dengan fasilitas lengkap layknya air yang jernih, namun pada hakikatnya manfaat yang didapat oleh orang sekitar layaknya menghilangkan dahaga dari air yang keruh. 

Pada akhirnya kita berharap  jangan sampa berada persis seperti sebuah pribahasa lama yang berbunyi Bergantung pada akar lapuk
(Mengharapkan bantuan pada orang yang tak mungkin memberikan bantuan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun