Otomasi berpotensi meningkatkan produktivitas dan PDB, serta membuka hingga 23 juta lapangan kerja baru pada 2030 di berbagai sektor, termasuk konstruksi, manufaktur, dan layanan sosial seperti kesehatan dan pendidikan.
Transformasi ini menunjukkan bahwa AI dan big data tidak hanya menciptakan efisiensi dalam pengelolaan data tetapi juga mendukung perubahan pada sektor tradisional menjadi lebih berkelanjutan. Perusahaan yang telah berhasil memanfaatkan revolusi digital, merupakan contoh bagaimana teknologi menciptakan lapangan kerja baru.Â
Dengan strategi implementasi teknologi yang tepat dan peningkatan keterampilan digital, Indonesia berpotensi untuk menjadi pemain utama dalam ekonomi hijau dan berbasis teknologi di kawasan Asia Tenggara.
Ekonomi Hijau, Masa Depan Indonesia
Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam ekonomi hijau. Diperkirakan dalam waktu 10 tahun transisi, ekonomi hijau dapat menambah sebanyak 2.943 T kepada PDB Indonesia atau setara dengan 14.3% PDB Indonesia di tahun 2024 (Greenpeace dan CELIOS: 2024).
Partisipasi dalam rantai pasok global untuk produk-produk seperti baterai kendaraan listrik (EV) dan teknologi penangkapan karbon (CCS/CCUS) bisa memberi manfaat besar, bukan hanya dari segi keberlanjutan, tetapi juga dari sisi ekonomi. Teknologi penangkapan karbon diperkirakan dapat menyumbang 478 miliar USD pada 2031-2050 (Soeparno, 2024).
Untuk perdagangan karbon sendiri, mengingat Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keunggulan yang dapat dikapitalisasi. Potensi pasar karbon di Indonesia bisa mencapai atau bahkan melebihi Rp. 3.000 triliun. Sedangkan menurut Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA), potensi pasar karbon Indonesia bisa mencapai US$565,9 miliar (sekitar Rp8.488 triliun).
Pemanfaatan tren global ini bisa menempatkan Indonesia sebagai pemimpin dalam teknologi berkelanjutan. Dengan kebijakan yang tepat, target pertumbuhan 8 persen menjadi lebih realistis.
Langkah Berikutnya: Apa yang Bisa Dilakukan Pemerintah?
Untuk mewujudkan ambisi pertumbuhan 8%, pemerintah perlu merancang kebijakan yang mendukung transisi menuju sektor hijau dan inovatif. Alangkah baiknya jika Pemerintah mampu mengkapitalisasi semua keunggulan komparatif Indonesia dalam sektor ekonomi hijau. Langkah-langkah ini membutuhkan regulasi yang kuat dan ekosistem yang memungkinkan perusahaan serta sektor swasta untuk berkembang dalam ekonomi hijau. Perubahan ini tak hanya memerlukan niat politik tetapi juga kesiapan institusi dan sumber daya manusia yang mumpuni.