Mohon tunggu...
Masyita Crystallin
Masyita Crystallin Mohon Tunggu... Lainnya - Ekonom Senior dan Pakar Ekonomi Hijau

Masyita Crystallin adalah Partner at Systemiq and Head of Asia Pacific Sustainable Finance and Policy. Ia juga menjabat sebagai Co-chair Deputy of Coalition of Finance Minister for Climate Action. Berbekal pengalaman sebagai Staf Khusus Menteri Keuangan RI, Kepala Ekonom di Bank DBS Indonesia dan ekonom Bank Dunia, Masyita telah memainkan peran strategis dalam perumusan kebijakan fiskal dan makroekonomi, baik di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, ia juga berperan sebagai Dewan Komisaris Indonesia Financial Group (IFG) yang merupakan holding asuransi, penjaminan dan pasar modal. Masyita menyandang gelar PhD dari Claremont Graduate University. Ia ingin memberikan sumbangsih pada kebijakan ekonomi Indonesia termasuk ekonomi dan aksi iklim global.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menyongsong Pertumbuhan Ekonomi 8% di Indonesia, Mungkinkah?

31 Oktober 2024   20:02 Diperbarui: 31 Oktober 2024   20:06 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah Berikutnya: Apa yang Bisa Dilakukan Pemerintah?
Untuk mewujudkan ambisi pertumbuhan 8%, pemerintah perlu merancang kebijakan yang mendukung transisi menuju sektor hijau dan inovatif. Alangkah baiknya jika Pemerintah mampu mengkapitalisasi semua keunggulan komparatif Indonesia dalam sektor ekonomi hijau. Langkah-langkah ini membutuhkan regulasi yang kuat dan ekosistem yang memungkinkan perusahaan serta sektor swasta untuk berkembang dalam ekonomi hijau. Perubahan ini tak hanya memerlukan niat politik tetapi juga kesiapan institusi dan sumber daya manusia yang mumpuni.

Beberapa kebijakan seperti insentif-insentif yang efektif bagi pembiayaan keuangan, investasi dan pajak di sektor ekonomi hijau, mengintegrasikan tugas dan wewenang serta mengharmonisasikan kebijakan terkait perdagangan karbon, membuka pendidikan vokasi dan pendidikan tinggi terkait sektor ekonomi hijau, dan mendorong gaya hidup berkelanjutan di masyarakat.

Target pertumbuhan 8% akan tetap menjadi ambisi tanpa langkah-langkah konkret yang mendorong ekonomi hijau dan inovasi. Saat ini, pertanyaan yang harus kita jawab adalah bukan hanya apakah target itu mungkin, tetapi apakah Indonesia siap memimpin dalam sektor-sektor ekonomi masa depan. Dengan kebijakan yang progresif dan koordinasi yang matang, Indonesia tidak hanya bisa tumbuh, tetapi juga menjadi salah satu kekuatan ekonomi global yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun