Salah satunya adalah perihal rasa tanggung jawab dan saling membantu. Ibu kita sudah masak, bersih-bersih rumah. Hanya satu piring dan sendok makan apakah tidak bisa kita cuci sendiri. Hal itu akan melatih kita untuk saling membantu.Â
6. Melakukan pekerjaan rumah
Saya barangkali mendapatkan orangtua yang lumayan agak santai, tetapi kakek agak sedikit "kejam." Baik ayah ataupun kakek tidak ada yang namanya  Asisten Rumah Tangga. Sehingga segala sesuatunya semua pekerjaan rumah harus dibagi rata pada semua anggota keluarga. Jika ada yang membangkang? Ayah langsung menegurnya. Jadi ingat sama paman aku, tidak mengerjakan yang menjadi tanggung jawabnya, langsung kakek marah besar.
Hal itu saya lakukan sejak SD. Jadi sudah hal yang biasa jika saya menyapu halaman, mengepel, menyiram bunga dan bahkan terkadang masak sayur. walaupun saya seorang ayah bagi kedua anak saya, tetapi hal itu bukan merupakan sesuatu yang buruk buat saya. Saat ini saya begitu menikmati hasil didikan ayah, ibu ataupun kakek.
Sehingga  hal yang sama masih saya terapkan terhadap kedua anak saya. Bagaiman dia menyapu lantai rumah, mengepel, membersihkan kaca, mencuci piring ataupun menjemur pakaian. Bahkan tak jarang kedua anak saya di beri tugas mamanya persi belanja ke pasar. Saya yakin dan percaya bekal itu akan sangat berguna untuk kehidupannya.Â
Saya percaya, karena kedua anak saya yang sudah kuliah dan berasrama, mampu menjalani itu semua dengan baik. Soft skill seperti itu, percaya tidak percaya, kelak anak akan bertahan menghadapi kerasnya dunia dan lebih mandiri.
7. Pendidikan penting dan nilai akademik harus tinggi
Apa yang di maksud dengan kalimat di atas. Keluarga kakek adalah keluarga petani, harapannya anak cucunya harus sekolah tinggi, berhasil jadi orang bekerja mapan. Itu harapan orang kampung pada umunya, untuk meningkatkan kwalitas hidup keluarga. Pendidikan tinggi untuk orang desa akan meningkatkan strata sosial.Â
Sehingga kakek berusaha menyekolahkan ayah atau ibu sampai jenjang yang tinggi. Saya begitu ingat, jika paman saya bolos sekolah, langsung saja kakek marah besar. Istilahnya yang penting kamu sekolah nilai bagus.Â
Anggapannya dengan nilai bagus semuanya akan lancar dan mudah. Pola ini terkadang membuat anak-anak di masa dulu sumuran saya, takut jika nilai jelek.Â
Untuk masa sekarang mungkin bisa lebih lunak, nilai jelek tidak apa-apa. Yang terpenting anak tsb paham akan ilmu, sikapnya masih baik, etika terjaga. Tetapi juga tidak ada salahnya jika akademik di tuntut bagus, karena kita bisa ada nilai lebih.Â