4. Main di luar bersama teman
Saya ingat bahwa bermain bersama teman adalah kenangan yang tidak bisa hilang. Main bola di lapangan berdebu ataupun mandi di sungai yang kadang kotor.Â
Hal itu benar-benar sebuah kebabasan yang menyenangkan. Walaupun pernah kena tegur juga, karena pulang hampir gelap, badan kotor semua. Pernah juga mandi bersama sapi, kena tegur kakek dan pulangnya telanjang badan.Â
Sekali lagi hal itu mengajarkan saya tentang efektifya waktu. Bagaiman kita di beri kebebasan tetapi harus pulang tepat waktu. Kita juga tahu tentang kesehatan. saat kotor bagaiman kita harus bersih kembali. Juga menjadi tahu hal  yang boleh dilakukan dan tidak boleh di lakukan.Â
Bermain di luar juga mampu membentuk karakter saya dalam bersosialisasi dengan orang lain, bekerjasama dan komunikasi dengan orang lain.
5. Makan malam bersama dan kebersihan setelah selesai
Makan malam bersama aku nikmati sejak saya kecil, baik dirumah sendiri maupun di rumah kakek nenek. Semua itu harus kita jalani secara terus menerus, kadang sudah sangat lapar tapi tidak berani mendahului kalau ayah belum di meja makan.Â
Kata ayah, di meja makan itu bisa menceritakan segala hal. Bisa saling bercerita, lain dengan sekarang.Â
Satu hal yang tidak bisa dilewatkan, setelah kita semua selesai makan. Piring yang kita pakai harus dibersihkan sendiri. Ibu selalu bilang, "Kalau piring makanmu kotor, besok makan juga dengan piring kotor".
Kumpul di meja makan tapi masih bermain handphone. Untuk sekarang mungkin agak sulit untuk berkumpul bersama di meja makan. Karena kesibukan kita sendiri, istri kita yang barangkali bekerja dan dunia anak kita yang sudah berbeda. Tetapi kumpul bersama untuk makan bareng bisa kita lakukan di akhir pekan.
Hal dapat saya petik adalah, kita bisa sharing saat berkumpul setelah makan bersama. Kita juga ddi ajak untuk bersikap mandiri, bhwa suatu saat segala sesuatu ada hal-hal yang harus kita lakukan sendiri.