Akhir-akhir ini banyak petani yang mengeluh karena musim tidak lagi sesuai dengan kondisi pada zaman dahulu. Musim yang biasanya turun hujan ternyata terik matahari yang datang.
Pun begitu sebaliknya. Mereka berpendapat bahwa alam sedang bergejolak tanpa tahu sebab musababnya. Isu-isu mengenai pemanasan global dan perubahan iklim yang kini mencuat agaknya telah dirasakan oleh petani dengan bergesernya ketepatan pranata mangsa tersebut.
Nasib pranata mangsa hari ini hampir serupa dengan peringatan Hari Krida Pertanian. Keduanya tidak populer. Sejalan dengan keduanya adalah profesi bertani yang semakin hari semakin menurun.
Anak-anak muda tidak lagi tertarik dengan dunia pertanian. Kuno, kotor, dan tidak menghasilkan, begitu kira-kira kata mereka. Mengenai semua itu saya sering merenungkan kata-kata petani tua di desa saya, “Pancen wis tekan zamane” (Memang sudah sampai pada zamannya).