“Bapak tadi bilang tante Tyas juga udah gak sempurna lagi. Emangnya tante Tyas juga cacat?”
“Bisa dibilang begitu, tante Tyas itu seorang breast cancer survivor.”
“Hahh … kok gak kelihatan kalo sakit?”
“Itulah salah satu kelebihan dia. Orang banyak yang gak tahu kalo dibalik keceriaan penampilannya, dia pernah mengidap penyakit yang mematikan. Tapi, justru itu yang membuatnya bertahan hidup.”
“Luar biasa! OK, deh Pak. Nuning sangat setuju kalo gitu.”
Akhir kata, sebuah resepsi yang sangat sederhana digelar untuk merayakan cinta lama yang bersemi kembali. Tidak ada malam pertama dan bulan madu bagi Teguh dan Tyas. Malam itu mereka habiskan dengan bercengkerama bersama anak, mantan menantu dan cucu.
“Pak, boleh nanya, nggak?”
“Tanya apa, Le?”
“Dulu, waktu Bapak naksir Ibu itu kelas berapa?”
“Kelas 3 SMP.”
“Wah, … masih kecil udah cinta-cintaan!”