Mohon tunggu...
Maheido
Maheido Mohon Tunggu... Penulis - Blogger Animasi

Penggemar karya animasi dan komik. Blog pribadi: www.maheidoku.web.id

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Kebangkitan Musik Jawa Modern yang Menarik Perhatian

26 Agustus 2022   15:28 Diperbarui: 26 Agustus 2022   15:43 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Denny Caknan saat tampil di Konser Trisakti Benteng Vastenburg Solo, Sabtu (25/6/2022) malam. Foto: jatengtoday.com

Performa industri musik jawa akhir-akhir ini terlihat semakin menyenangkan atau mungkin lebih tepatnya lagi bagus-bagusnya.

Terutama di tengah kuatnya invasi musik luar yang semakin masif memengaruhi selera pendengar musik di tanah air generasi kini.

Jika biasanya panggung musik jawa hanya mentok di acara pernikahan atau kampanye pemilu, kini sudah mampu tembus internasional.

Era Baru Musik Jawa

Musik Jawa mulai kembali bergaung hingga ke tingkat nasional semenjak kehadiran dua penyanyi muda Via Vallen dan Nella Kharisma.

Bersamaan, kedua penyanyi muda ini bahkan berhasil mencetak banyak hits dan menjadi fenomena hingga ke negeri-negeri tetangga.

Pasti kamu tahu dong atau pernah dengar lagu seperti, 'Sayang', 'Pikir Keri', 'Bojo Galak', 'Ditinggal Rabi', atau 'Jaran Goyang'.

Berkat itu, musik jawa berhasil menciptakan penggemar dan pasar baru yang cukup besar, khususnya di luar dunia jawa (Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur).

Terutama penggemar dari kalangan generasi muda yang sekaligus menandakan dimulainya era baru musik jawa modern.

Dari Nostalgia Menuju yang Baru

Setelah Via Vallen dan Nella Kharisma, musisi legenda yang masih cukup kondang waktu itu, Didi Kempot juga kembali naik daun.

Lagu-lagu lamanya seperti, 'Pamer Bojo', 'Cidro', dan 'Suket Teki' yang dulu pernah populer, kembali diminati oleh generasi muda.

Beliau pun memproduksi ulang lagu-lagu itu dengan video musik baru yang diunggah di kanal YouTube miliknya dan tim.

Hasilnya, video-video tersebut berhasil menembus hingga puluhan juta kali tayangan. Untuk lagu lawas itu sangat mengesankan.

Bahkan setelah sekian lama, akhirnya Didi Kempot bisa kembali membawakan lagu-lagu lamanya itu di televisi nasional.

Walau itu tidak berlangsung lama karena setelahnya, sang maestro harus berpulang kepada Yang Maha Kuasa.

Musik Jawa Gagal Modar

Ada sebagian orang berpersepsi bahwa meledaknya musik Jawa itu hanya musiman alias sementara saja.

Namun setelah meredupnya Via Vallen dan Nella Kharisma ditambah meninggalnya Didi Kempot, rupanya musik jawa masih kuat.

Bahkan setelahnya, secara tidak terduga ada banyak sekali musisi, penyanyi baru berbakat yang bermunculan secara teratur.

Misalnya seperti, Denny Caknan, Guyon Waton, Ndarboy Genk, dan Happy Asmara, yang akhir-akhir ini berhasil mengguncang industri musik Indonesia.

Padahal sepuluh tahun yang lalu musik jawa masih kalah gengsi dengan musik-musik pop karya musisi-musisi asal Ibukota.

Penikmatnya hanyalah orang kampung dan pemuda-pemuda 'berjiwa bebas' di Jawa (Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur).

Ini Fenomena yang Menarik

Menariknya, musik-musik Jawa yang kekinian itu populer bukan melalui media arus utama tetapi saluran alternatif yaitu, internet.

Internet telah membantu musik Jawa menembus pasar nasional yang sebelumnya tidak diakomodasi media "nasional" di Jakarta.

Apalagi momennya pas di tengah sengitnya persaingan karena musisi lokal juga harus bersaing dengan musisi mancanegara.

Jumlah dan kualitas hits musik jawa yang dihasilkan akhir-akhir ini dinilai cukup membanggakan alias bukan ecek-ecek.

Sehingga ada kesan, musik Jawa mencoba berkembang sendiri dari balik bayang-bayang gempita industri musik nasional.

Mencoba menciptakan, mengembangkan, serta mengelola semuanya sendiri. Mulai dari penggemar, industri, hingga pasar yang berpusat di Jawa.

Apresiasi dan Apa Selanjutnya

Usaha para pelaku musik dalam membawa musik jawa hingga ke tingkat nasional patut diapresiasi karena itu tidak mudah.

Musik jawa, entah itu yang bergenre koplo, campur sari, atau pop mungkin masih mampu tumbuh lebih besar melampaui ekspetasi.

Pertanyaan yang sebenarnya layak untuk diajukan sekarang adalah posisi apa yang ingin diambil industri musik jawa ke depannya.

Sebagai pesaing musik pop ibukota atau tetap menjadi bagian dari 'musik nasional' di Jawa, menarget pasar yang terbatas.

Mungkin sudah saatnya musik jawa diarahkan untuk menggapai tujuan yang lebih besar walau harus memakan pasar musik pop ibukota.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun