Mohon tunggu...
Topari, ST
Topari, ST Mohon Tunggu... lainnya -

Beda adalah rahmat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Deteksi Keanekaragaman Gaya Belajar Siswa Berbasis TIK

18 Oktober 2013   08:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:23 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

A. Pendahuluan

Terdapat dua konsep penting yang saling mempengaruhi dalam dunia pendidikan yaitu belajar (learning) dan pembelajaran (instruction). Pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas, kedua konsep ini bersatu. Ini, kita sebut dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Belajar menjadi tanggung jawab siswa, pembelajaran menjadi tanggung jawab guru.

Tujuan Kegiatan Belajar Mengajar adalah tersampaikannya materi kepada siswa. Agar siswa paham atau mengerti materi tersebut. Muaranya adalah perubahan, baik sisi pengetahuan maupun kemahiran. Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa perlu mengetahui gaya belajar yang sesuai dengan karakteristiknya. Senada dengan artipenting siswa mengetahui gaya belajar yang sesuai bagi mereka, guru pun seharusnya mengeskplorasi beragam gaya mengajar yang sesuai dengan gaya belajar siswa pada saat mengajar. Bukan disesuaikan dengan gaya belajar guru. Ini diperlukan agar tidak terjadi salah metode dalam mengajar dan berakibat pada tidak optimalnya pencapaian tujuan pembelajaran.

Kegiatan belajar mengajar seorang guru tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berdasarkan istrumen Evaluasi Diri Sekolah tahun 2011, pada bagian standar proses, terdapat komponen yang menjelaskan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Di sana dijelaskan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dirancang untuk mencapai pembelajaran efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan memperhatikan perbedaan gender, kemampuan awal, tahap intelektual, minat, bakat, motivasi belajar, potensi, kemampuan sosial, emosional, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai-nilai, dan lingkungan peserta didik. Dari informasi tersebut, jelas ada korelasi antara gaya belajar yang dimiliki siswa dengan gaya mengajar guru. Artinya, guru dalam menentukan gaya mengajar harus melihat gaya belajar siswa.

Saat ini, mungkin masih ditemukan guru yang masih setia menggunakan satu metode pada saat mengajar. Dari awal sesi pembelajaran sampai akhir pembelajaran atau bahkan dari awal semester sampai akhir semester. Walau tidak kita pungkiri siswa yang kita ajar memiliki beraneka ragam gaya belajar.

Dari permasalahan di atas, menurut saya ada beberapa hal mendasar yang perlu dikaji lebih jauh. Pertama, perlu data tentang gaya belajar siswa (profil gaya belajar siswa). Ini dijadikan dasar dalam menentukan metode mengajar yang akan diterapkan oleh guru dalam mengajar. Kedua, istrumen untuk mendeteksi keanekaragaman gaya belajar siswa. Ketiga, sentuhan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendeteksi keanekaragaman gaya belajar, agar proses pendeteksian bisa berlangsung cepat, tepat dan hemat.

B. Pengertian dan Jenis Gaya Belajar

Gaya belajar (learning style) merupakan berbagai cara atau pendekatan dalam belajar. Ada banyak jenis gaya belajar, tergantung dari model siapa yang dipakai. Sebagai contoh ada model David Kolb's dan model Fleming's VAK/VARK.

Berikut disampaikan detail masing-masing model. Model David Kolb’s membagi jenis gaya belajar menjadi 4 jenis gaya, yaitu :


  1. Converger
  2. Diverger
  3. Assimilator
  4. Accommodator


Sedangkan model Fleming's VAK/VARK membagi jenis gaya belajar menjadi 3 jenis gaya, yaitu :


  1. Visual learners
  2. Auditory learners
  3. Kinesthetic learners atau Tactile learners


Ada juga yang menambahi dengan gaya belajar individual dan gaya belajar group.

C. Instrumen Menentukan Gaya Belajar

Untuk menentukan gaya belajar yang dominan dimiliki oleh siswa, diperlukan instrumen untuk menentukan gaya belajar siswa. Pada kesempatan ini, saya menggunakan instrumen yang dibuat oleh Joy Reid (baca di sini) yang terjemahannya dapat ditemukan di sini.

Instrumen yang ada pada link di atas, masih terdapat beberapa kelemahan pada saat implementasi, antara lain :


  1. Boros biaya dan waktu, karena membutuhkan banyak kertas untuk menggandakan kuesioner dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengoreksinya.
  2. Siswa tidak bisa langsung mengetahui gaya belajarnya secara langsung setelah selesai mengisi kuesioner, karena harus dihitung terlebih dulu.


Oleh karena itu, perlu dibuat suatu instrumen yang mudah dan murah, dimana hasilnya dapat diperoleh secara cepat, tepat dan hemat.

Dengan dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi, kelemahan dari kuesioner tersebut dapat teratasi. Caranya adalah dibuatkan instrumen berbasis software komputer. Di Internet banyak kita jumpai software untuk mendeteksi gaya belajar siswa. Salah satunya di sini. Instrumen berbasis web ini juga memiliki beberapa kelemahan, seperti: hanya mampu menyajikan data jenis gaya belajar siswa saja, membutuhkan koneksi internet untuk operasionalnya, hasilnya tidak terkoleksi dalam satu file, sehingga menyulitkan dalam pengolahan lebih lanjut, juga tidak dilengkapi identitas siswa yang dideteksi gaya belajarnya dan juga harus membayar untuk mengetahui hasilnya.

Dari permasalahan di atas, saya berinisiatif membuat instrumen untuk mendeteksi gaya belajar siswa berbasis presentasi menggunakan Microsoft PowerPoint yang mampu menjawab permasalahan di atas. Software beserta panduan penggunaanya bisa di download di sini. Software ini diberi nama GB.pptm (GB: Gaya Belajar, dan PPTM adalah ekstensi file PowerPoint Macro Enabled, yang mengindikasikan bahwa software tersebut dibuat dengan Microsoft PowerPoint 2007).

D. Studi Kasus: Penerapan IT Untuk Deteksi Keanekaragaman Gaya Belajar Siswa

Software ini pernah saya gunakan untuk mendeteksi gaya belajar siswa yang saya ajar. Pada saat proses pengambilan data tipe gaya belajar menggunakan software ini, kesan yang ditampilkan adalah siswa merasa santai dan terasa menikmati prosesnya. Hal ini disebabkan karena hasilnya dapat diketahui siswa secara langsung setelah mereka selesai menjawab semua pertanyaan, dan juga disertai rekomendasi dari setiap gaya belajar.

Teknis pelaksanaannya adalah siswa dipanggil per kelas dan dimasukkan ke laboratorium komputer. Kemudian dengan bantuan guru, mereka diminta membuka software deteksi gaya belajar (GB.pptm) yang sudah di letakkan di server sekolah melalui komputer masing-masing. Selanjutnya siswa mengisi identitas diri dan kemudian menjawab semua pertanyaan, dan akhirnya mereka mengetahui apa gaya belajar yang dominan bagi mereka. Semua informasi (nama, kelas, nomor absen, nilai masing-masing gaya belajar, dan tanggal serta jam) terekam dalam satu file, yaitu gayabelajar.txt. file ini berguna untuk pengolahan data lebih lanjut, bisa diolah lebih lanjut menggunakan Microsoft Excel dan dibuatkan grafik profil gaya belajar siswa per kelas.

Cara lain untuk implementasi software ini adalah disediakan komputer khusus di ruang BP/BK, dan setiap siswa yang konsultasi kesulitan dalam belajar ke guru BP/BK diminta untuk menjawab pertanyaan di kuesioner software tersebut.

E. Penutup

Data profil gaya belajar siswa telah kita peroleh dengan mudah menggunakan instrumen kuesioner berbasis komputer ini. Langkah selanjutnya adalah menggolah dan menyampaikan data tersebut ke guru ataupun manajemen sekolah untuk ditindaklanjuti.

Proses tindak lanjutnya bisa berupa membagikan profil gaya belajar tersebut ke guru dan meminta guru untuk mengembangkan atau menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan gaya belajar dominan siswa yang akan diajar. Semoga ikhtiar sederhana ini, mampu memberikan alternatif solusi dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan kita pada umumnya dan kualitas mengajar guru pada khususnya. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun