GP
GP dan Prof MMD dalam barisan koalisi Parpol dari PDIP tidak menentukan nama spesifik dan jelas. Peta kontestasi sangat tampak bimbang dan selalu berubah mengikuti gerak Presiden Jokowi. Terkadang menyerang. Kontra dan terkadang mendukung. Selain belum ada kekonsistenan nama koalisi. Soal arah "keberlanjutan" dan tidaknya juga masih bias. Masih ingin mencari bentuk aslinya.
Dalam ulasan akhir, tidak ada salahnya sedikit mengutip pemaknaan politik dan elektoral dari bagian karya ilmiah saat pengukuhan Guru Besar dari BM yang berjudul "Votes For Sale, Klientelisme, Defisit Demokrasi dan Institusi" tertanggal 29 Novemner 2023. Berkaitan dengan "klientelisme" terbagi menjadi 2 yaitu relasional dan elektoral (BM, hal.9). Dalam pandangan Penulis, memaknasi dogma dari BM tersebut kontestasi Pilpres 2024 secara umum juga terpolarisasi menjadi kubu "keberlanjutan" dan "perubahan". Proses keberlanjutan dengan konsep "relasional" atas kebijakan yang telah ada. Berbeda dengan konsep "elektoral" jika dimaknai atas oposisi terhadap kebijakan pemerintah identik agar ada perubahan pada semua lini kehidupan. Lalu pihak siapa yang akan memperoleh limpahan suara besar atas adanya 2 polarisasi tersebut?. Jangan sampai ada pergeseran bukan relasional dan elektoral, justru mengarah pada "transaksional" politik.
Selamat berkontestasi yang sehat dan berkompetisi yang mencerdaskan. Agar dapat mencerahkan pada publik terkhusus selama 75 hari (masa kampanye / dimulai 28 November 2023 sampai H-3 pencoblosan). Mari kita baca sebaik-baiknya visi dan misi dari Paslon. Pihak AMIN ada 136 halaman. Dalam "Indonesia Adil Makmur Untuk Semua". PS dan GRR ada 3 halaman. Dalam "Asta Cita Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045". GP dan Prof MMD ada 61 halaman. Dalam "Menuju Indonesia Unggul". Akan dibawa menuju kemana melalui visi dan misi mereka?. Siapakah yang pantas dan layak memimpin Indonesia?.
Jika 2 putaran (Februari dan Juni 2024), siapa yang akan tersingkir duluan?. Ada yang bisa 1 putaran?. Survei menunjukan masih ketat. Beda dengan saat Pilpres 2009 sama-sama ada 3 Paslon. Sudah jelas pemenangnya. Walau survei bukan melulu tolak ukur utama. Banyak variable lain. Termasuk menggali kualitas Paslon saat adanya debat Capres dan Cawapres.
Biar tambah seru. Tampaknya ada 2 putaran (two round system). Pihak yang kalah akan melabuhkan kemana?. Siapa yang pada akhirnya meraih kemenangan dengan suara terbanyak saat fase 2 putaran (Pasal 6A ayat (4) UUD 1945)?. Mari kita kawal bersama. Buat menentukan pilihan hati kita semua. Jangan apatis. Skeptis. Apalagi memilih jalan golput.
Penulis :
Saifudin atau Mas Say
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H