Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengorbanan Emak

20 Juli 2021   18:05 Diperbarui: 20 Juli 2021   20:35 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ka'bah (alodokter.com)

Kang Suto tersenyum. Haru. Juga bangga.

Sudah 2 kali musim haji. Emak, ibunya Kang Suto, gagal naik haji. Gegara pandemi covid-19.

Dia ikhlas menerima kenyataan. Tahun ini untuk kedua kalinya. Gagal rencana perjalanannya ke tanah suci.

Emak menarik napas dalam. Matanya menerawang. Mengenangkan suaminya yang telah lama almarhum.

Dulunya mereka hidup berkecukupan. Bahkan bisa dibilang terpandang di kampungnya. Berkat kegigihan dan kerja keras suaminya. Mengolah tanah warisan orang tuanya.

Sepeninggal suaminya. Sodara-sodaranya berlomba memperebutkan kekayaannnya. Semua hartanya diambil. Tidak tersisa.

Dia kemudian pergi dari kampung. Bersama anaknya yang masih kecil. Mereka menetap di pinggir hutan. Dalam sebuah gubug kecil.

Kelak setelah kuat. Anak laki-laki itu merantau ke kota. Mengadu nasib. Beruntung nasib baik berpihak kepadanya. 

Ketika balik ke kampung. Laki-laki itu, Kang Suto, dapat memuliakan ibunya. 

Pelan-pelan. Sedikit demi sedikit terbeli beberapa petak sawah. Ketika tabungannya sudah cukup. Emak mendaftar ibadah haji.

                     *

Beberapa pengurus masjid Al Ikhlas. Berkumpul di rumah Kang Suto. Mereka sedang berembug. Merencanakan pembangunan gedung TK di lingkungan masjid.

Selama ini anak-anak belajar di dalam masjid. Menggunakan bagian teras dan samping masjid.

Seiring makin berkembangnya TK. Kebutuhan ruang kelas dan tempat bermain dirasakan sangat mendesak. Tapi untuk pembangunannya terbentur kesulitan dana.

"Bagaimana kalau kita adakan jimpitan dari warga." usul salah seorang pengurus. "Seperti kampung sebelah ketika membangun mushala." imbuhnya.

"Sampai kapan terkumpul biayanya?" tanya pengurus lainnya.

Mereka hanya berpandangan. Tidak ada yang bisa memastikan.

"Memang berapa biayanya?" tanya Emak sambil menghidangkan teh dan kopi.

                                         *

Tepat selepas sholat Idul Adha. Ketua DKM masjid berpidato dalam acara peletakan batu pertama pembangunan sekolah TK.

"Semua ini bisa terlaksana. Berkat pengorbanan Emak." katanya lantang. "Beliau rela tidak naik haji. Mengingat usianya yang sudah sepuh. Dan menghibahkan biaya haji dan seluruh tabungannya untuk membangun gedung TK untuk anak-anak kita." jelasnya.

Seluruh yang hadir meneteskan air mata. Mata Emak berkaca-kaca. Pikirannya menerawang. Memandangi ka'bah dengan damai.

Jkt, 200721

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun