Kang Suto tersenyum. Haru. Juga bangga.
Sudah 2 kali musim haji. Emak, ibunya Kang Suto, gagal naik haji. Gegara pandemi covid-19.
Dia ikhlas menerima kenyataan. Tahun ini untuk kedua kalinya. Gagal rencana perjalanannya ke tanah suci.
Emak menarik napas dalam. Matanya menerawang. Mengenangkan suaminya yang telah lama almarhum.
Dulunya mereka hidup berkecukupan. Bahkan bisa dibilang terpandang di kampungnya. Berkat kegigihan dan kerja keras suaminya. Mengolah tanah warisan orang tuanya.
Sepeninggal suaminya. Sodara-sodaranya berlomba memperebutkan kekayaannnya. Semua hartanya diambil. Tidak tersisa.
Dia kemudian pergi dari kampung. Bersama anaknya yang masih kecil. Mereka menetap di pinggir hutan. Dalam sebuah gubug kecil.
Kelak setelah kuat. Anak laki-laki itu merantau ke kota. Mengadu nasib. Beruntung nasib baik berpihak kepadanya.Â
Ketika balik ke kampung. Laki-laki itu, Kang Suto, dapat memuliakan ibunya.Â
Pelan-pelan. Sedikit demi sedikit terbeli beberapa petak sawah. Ketika tabungannya sudah cukup. Emak mendaftar ibadah haji.
           *