"Dua adikmu sudah berkeluarga dan punya anak. Sekarang giliran kamu." Ibu menasehatiku.
"Iya mas ntar keburu tua", adikku si bontot menimpali. Sekarang dia yang merawat ibu sambil praktek dokter di rumah.
"Apa ibu harus carikan wanita untuk menjadi istrimu", tanya ibu.
"Mas tinggal pilih wanita seperti apa yang mas mau. Tidak ada wanita yang bakal menolak pinangan seorang pengusaha sukses seperti mas", adikku memberi semangat.
Aku menghela nafas.Â
               **
"Tidak salah pilih kamu?" tanya ibuku ketika aku mengutarakan niat untuk menikahi seorang janda.
"Emang nggak ada wanita yang lain apa mas", adikku ikutan tanya.
"Saya sudah mantab bu", jawabku mantab.
"Kalau itu pilihan kamu, ibu hanya bisa merestui."
"Nggak dipikir-pikir lagi mas?" adikku menambahi.