Jangan-jangan ini alasan istriku saja. Apakah dia mempunyai teman selingkuh ? Aku mulai menduga-duga istriku mulai bermain api.
Sehabis makan siang yang tidak terasa nikmat karena hilang selera makanku, aku sengaja tidak balik ke kantor. Aku tiduran di kamar sambil mengamati gerak-gerik istriku.
Menjelang maghrib aku merasakan kantuk yang berat. Akhirnya akupun terlelap dalam tidur pulas.
Tetiba muncul bayangan hitam makin lama makin mendekat. Bayangannya semakin jelas semakin menjadi sesosok manusia yang hitam legam. Aku merasa wajahnya mirip denga wajahku.
"Kamu melupakan janjimu", katanya.
"Janji apaan ?", tanyaku.
"Dasar manusia kalau sudah hidup enak lupa pada janjinya !".
Badannya membesar memenuhi ruangan kamar tidurku. Wajahnya menunjukkan kemarahan. Matanya merah menyala. Gigi-gigi putihnya memanjang menjadi taring yang tajam. Jari-jari panjangnya terbuka seakan siap mencengkeram leherku.
"Kamu tidak ingat janjimu ketika akan menjadikan aku sebagai prewanganmu ?", tanyanya geram.
"Bukankah kau akan mempersembahkan istrimu untukku ?".
"Jadi jangan salahkan kalau aku menagih janjimu !", tegasnya.