Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dendam Kesumat

3 Juli 2020   14:30 Diperbarui: 3 Juli 2020   14:38 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
archive_ivaa-online.org

Senyumnya manis sekali.  Matahari makin meninggi sinarnya semakin terasa panasnya.  Tubuh kami berkeringat.

Sore hari sebelum kami kembali ke kota, kami berdua ibu dan uwak, berbincang di teras sambil menikmati teh dan singkong rebus.

"Bagaimana keadaan mbak Dita, wak ?", tanyaku agak serius ke uwak.

"Lihat aja wajahnya.  Udah bersih kan", jawab uwak.

Kami serempak memandangi wajahnya yang membuat mbak Dita tersipu.

"Iya lebih seger", kata ibu.

"Lebih cantik bu", candaku.

Kami semua tersenyum.

"Emang gimana ceritanya nak Dita ?", tanya uwak yang membuatnya kaget tidak menyangka dengan pertanyaan uwak.

"Saya tidak tau, wak", jawabnya.

Menurut cerita ibunya, kemungkinan ini semua karena dendam kesumat neneknya kepada kakeknya.  Sebenernya kakek neneknya adalah sepasang kekasih yang saling mencintai.  Persoalannya adalah perbedaan kasta sosial ekonomi mereka.  Kakeknya berasal dari dari keturunan orang kaya raya di kampungnya, sementara neneknya hanya seorang gadis biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun