Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dendam Kesumat

3 Juli 2020   14:30 Diperbarui: 3 Juli 2020   14:38 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
archive_ivaa-online.org

Sehabis lewat waktu Ashar kami pamit kepada ibu dan uwak untuk kembali ke kota.

"Ibu kami pamit ".

"Wak kami balik ke kota, ya".

"Ya udah sana nanti keburu gelap", kata ibu.

"Kalian hati-hati di jalan.  Kalau bisa besok nyari tempat kontrakan yang baru ya nak Dita", saran uwak.

Kami segera melaju meninggalkan kampung dengan motor.  Sepanjang perjalanan mbak Dita memelukku erat-erat.  Perjalanan kami menjadi semakin menyenangkan karena rembulan sedang purnama.

Kulihat rembulan di wajahnya.  Sinarnya begitu lembut menyejukkan hati.  

Jkt, 030720

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun