Mohon tunggu...
ᶜᵒᶜᵒмеo
ᶜᵒᶜᵒмеo Mohon Tunggu... Freelancer - Cogito ergo scribe

More Coffee More Beer

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Player Focus Chelsea vs Manchester United: Rejuvenasi Juan Mata di Stamford Bridge

17 April 2015   20:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:58 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah yang ditemui Mata saat di Chelsea tampak menjadi déjà vu di United. Lebih mengkhawatirkan, ada kemungkinan yang berkembang bahwa dia dalam kondisi menuju anakronisme.

Pertanyaannya adalah seberapa mirip filosofi permainan yang dikembangkan oleh Mourinho dan van Gaal.

van Gaal—seperti halnya Mourinho—memiliki sebuah sistem dan itu mengenai bagaimana para pemain mampu menyesuaikan diri mereka pada visi bermain yang diterapkan daripada mencari cara lain untuk mengakomodasi mereka ke dalam sistem permainan itu.

Layaknya Mourinho yang merupakan murid van Gaal saat mereka berada di Barcelona, sistem maupun visi bermain yang mereka tekankan adalah intensitas saat menyerang dan disiplin kala bertahan. van Gaal memiliki keyakinan yang luar biasa dalam 'filosofi' permainannya. Penguasaan bola juga penting bagi van Gaal, tapi hanya dengan cara yang dia perintahkan. Jika Mata tidak cocok dengan sistem apapun yang diterapkan oleh van Gaal pada saat latihan, maka dia tidak akan disertakan. Ini benar-benar merupakan sesuatu yang sesederhana itu. Beberapa menyebutnya keras kepala; yang lain menganggap itu adalah kepercayaan diri.

Marouane Fellaini baru-baru ini menyatakan bahwa jika anda tidak bermain dengan cara sesuai yang diinstruksikan Van Gaal, maka selanjutnya anda akan diabaikan. Para pemain yang memiliki high work rate dan mampu menerjemahkan visi bermain yang diinginkan van Gaal akan mudah tampil sebagai starting line-up. Beberapa di antaranya seperti Michael Carrick, Ashley Young, Daley Blind hingga Antonio Valencia—belum lagi sang skipper Wayne Rooney—selama tidak ada halangan tampil, sudah pasti menyegel satu posisi dalam starting line-up.

Masalah utama Mata adalah dirinya tidak mampu meyesuaikan visi bermainnya ke dalam sistem bermain van Gaal, seperti yang sebelumnya terjadi di Chelsea. Mata tidak selalu menutup pergerakan lawan seperti yang diinginkan van Gaal dan Mourinho, dimana dia dianggap sebagai pemain yang lamban.

Dengan Ashley Young yang tampaknya telah menyegel posisi sayap kiri United untuk memberikan keseimbangan antara intensitas saat menyerang dan disiplin kala bertahan, Mata jelas harus bersaing dengan di Maria serta Adnan Januzaj untuk mendapat satu slot di sisi kanan United.

 

Masalah Terpecahkan—False Right-Winger

Setelah tujuh pertandingan antara February dan Maret tanpa bermain sejak menit pertama serta memiliki statistik yang nyaris di bawah rata-rata—bahkan seperti diabaikan oleh van Gaal—, kartu merah yang diterima di Maria saat bertemu Arsenal menjadi berkah tersendiri yang membuat Mata kembali ke starting line-up sewaktu United menghajar Tottenham 3-0, walau hanya bermain selama 77 menit dan mendapat kartu kuning, namun sejumlah umpan akuratnya ke Fellaini selalu membuat lini pertahanan Spurs limbung.

Partai selanjutnya saat dijamu rival abadi United, Liverpool menjadi jawaban Mata atas keraguan van Gaal terhadapnya. Jika terlihat sulit bagi Van Gaal untuk mengabaikan Mata setelah pertandingan melawan Spurs, maka itu telah menjadi hampir tidak mungkin setelah penampilan heroik di Anfield (atau ‘Juanfield’ seperti yang digaungkan oleh fans United).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun